Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Misteri dari kawasan saturnus

Voyager-1 mengirimkan informasi ke bumi: ribuan gelang mengitari saturnus dengan sifat dan bentuk yang berbeda. ditemukan 3 satelit lagi yang mengitari planet itu.

29 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA ahli di pusat pengendalian pesawat antariksa di Pasadena, California terpukau mengamati kekayaan informasi yang dikirim Voyager-1 kembali ke bumi. "Dalam satu pekan ini kami memperoleh jauh lebih banyak pengetahuan tentang kawasan Saturnus daripada selama seluruh jangkauan sejarah tercatat," ujar Bradford A. Smith. ahli bintang ini mengepalai tim pengolahan gambar dalam proyek Voyager. Pesawat antariksa berwarna hitam dan perak itu pekan lalu melintasi orbit Phoebe, bulan Saturnus paling luar. Ketika masih berjarak 100 juta km dari Saturnus, Agustus lalu, ia sudah mulai mengirim gambar tentang planet bergelang itu. Dengan kecepatan cahaya (300.000 km per detik), isyarat radionya membutuhkan 85 menit mencapai bumi. Voyager-1 mencapai jarak terdekat dengan Saturnus-- 125.000 km-12 November. Sampai saat ini ia sudah mengirim sedikitnya.18.000 gambar dan ribuan data lain kembali ke bumi. Memanfaatkan daya tarik planet raksasa itu, ia mencapai kecepatan 31 km per detik, cukup untuk bisa menempuh jarak Jakarta-Banda Aceh dalam waktu satu menit. Saturnus menempati urutan ke-6 dalam tatasurya. Tanpa teleskop, ia bisa tampak seperti bintang terang berwarna kuning muda. Bangsa Babilonia dan Sumeria sudah mengenalnya tujuh abad sebelum Masehi. Sebelum William Herschel dalam tahun 1781 menemukan planet Uranus, Saturnus dianggap planet penghabisan dalam tatasurya. Ia dikitari satelit terbesar dalam tatasurya yang bernama Titan. Bulan Saturnus ini mempunyai atmosfir dan diameternya 1 1/2 kali bulan, bahkan lebih besar dari pada planet Merkuri. Gelang Saturnus pertama kali ditemukan oleh Calileo. Ahli bintang bangsa Italia ini juga menemukan empat bulan utama Jupiter. Namun ketika itu Galileo helum menyimpulkan bahwa yang tampak dalam teleskopnya yang primitif itu merupakan gelang. "la tidak sendiri. tapi tersusun dari tiga unsur yang hampir saling menyentuh," tulis Galileo dalam buku catatannya. Ia menduga bahwa Saturnus terdiri dari tiga benda langit. Pic du Midi Baru setengah abad kemudian, tahun 1659, Christiaan Huygens, ahli fisika Belanda menyimpulkan bahwa keanehan Saturnus itu merupakan gelang. Ia menggunakan teleskop yang jauh lebih baik. Dalam buku catatannya Huygens menggambarkan "suatu cincin tipis dan datar yang di mana pun tidak menyentuh badan planet itu." Huygens ketika mulai mengamati Saturnus dalam tahun 1655 juga menemukan Titan. Dalam abad-abad kemudian pengetahuan tentang Saturnus makin bertambah. Bulan demi bulan ditemukan sedang bentuk gelangnya juga semakin jelas. Namun menjelang peluncuran pesawat Voyager, tahun 1977, Saturnus masih merupakan misteri. Para ahli belum mengetahui apakah Saturnus mempunyai inti padat. Mereka baru saja mengetahui tentang adanya tiga gelang tapi t,anpa mengetahui gelang itu terbentuk dari apa. Mereka pun belum sepakat tentang jumlah bulan yang mengitari planet itu. Tahun 1966, A. Dollfus dari peneropong bintang Pic du Midi di Prancis menemukan bulan ke-10 yang kemudian dinamakan Janus. Awal bulan ini, Voyager-1 memastikan bahwa Janus itu sebetulnya terdiri dari dua bulan yang saling mengejar dalam orbit, hanya berjarak 50 km. Keduanya--yang tadinya disebut Janus sementara dinamakan S-10 dan S-11. Tiga satelit lagi ditemukan Voyager-1. Yang terakhir, S-15, mengitari Saturnus pada jarak 136.000 km, di batas gelang terluar, seakan-akan menjaga agar materi gelang Saturnus tidak terlepas. Penemuannya yang paling menakjubkan adalah tentang sifat dan bentuk gelang. Ternyata ada ribuan gelang kecil yang mengitari Saturnus dalam orbit masing-masing. "Bahkan ada satu gelang paling aneh yang mirip jalinan kepang rambut seorang gadis," ujar Bradford Smith. "Tidak hanya terjalin, tapi gelang itu juga ada patahannya. Gejala itu menyalahi semua hukum mekanika tentang peredaran seperti yang saya pahami. " Para ahli juga menemui bagian gelap yang menyerupai jari-jari dalam gelang yang paling terang. Beberapa di antaranya melintasi seluruh lebar gelang B yang Z5.000 kl -- sungguh membingungkan para ahli. "Kita tidak tahu gejala apa itu," ujar Smith. Apakah tampaknya gelap karena gelang itu berlubang-lubang, atau karena terdapat bagian unsur berwarna gelap dalam gelang itu? Jimmy Carter Voyager-1 pada pokoknya telah menyelesaikan programnya dengan gemilang. Perjalanannya -- yang dalam 2,2 milyar km hanya meleset 20 km--merupakan hasil gemilang program pemerintah Amerika Serikat. Tulis George F. Will dalam kolomnya di koran International Herald Tribune: "Voyager-1 menambah secara tidak terhitung pengetahuan kita tentang tetangga kita yang relatif dekat, Saturnus. Lebih penting lagi adalah kenyataan bahwa ia juga menambah kesadaran kita tentang keterbatasan pengetahuan kita." Voyager-1 berangkat dari Cape Canaveral, 3 September 1977--12 hari sesudah peluncuran Voyager-2. Tujuan utama program Voyager yang sebesar US$ 450 juta (Rp 283,5 milyar) itu adalah meneliti kawasan planet Jupiter dan Saturnus. Mungkin Voyager-2 akan mencapai kawasan Saturnus, Agustus 1981. Kemudian ia akan dikirim ke planet Uranus, dan mungkin terus ke planet Neptunus. Perjalanan ini dimungkinkan oleh karena susunan ke empat planet itu baik sekali--suatu keadaan yang hanya terjadi sekali dalam 180 tahun. Kelanjutan program itu masih memerlukan persetujuan Congress untuk biaya tam bahan US$125 jur, (Rp 79 milyar). Kini Voyager-1 meninggalkan kawasan Saturnus menuju batasan terakhir tatasurya. Ia dikemudikan komputer yang berpedoman pada bintang Canopus dan matahari. Kedua pesawat itu membawa rekaman film dan suara yang menggambarkan kehidupan di bumi, antara lain budaya musik dan pemikiran. Pesan dari dua pemimpin dunia--Presiden Jimmy Carter dan Sekretaris Jenderal PBB, Kurd Waldheim telah terbawa pula. Para ahli ingin bisa berkomunikasi dengan kedua pesawat itu selama 30 tahun, atau bila tercapai jarak 15 milyar km.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus