Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Di sini mereka tak berkelahi

Orkes simponi remaja jakarta tampil pada pergelaran ke-20 kalinya, di tim. kemampuan mereka terbatas pada karya ringan dan aransemen sederhana. komposisi anggota selalu berubah karena masalah usia.

29 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMANG ada suasana lain. Misalkan, bila dibanding pergelaran Orkes Simfoni Jakarta (OSJ). Mereka, pa4a anggota Orkes Simfoni Remaja (OSR) yang tampil Kamis pekan lalu di Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki, nampak santai. Juga kostum, yang warnawarni itu, seperti hendak sengaja menampilkan warna keremajaan. Pergelaran ke-20-an kalinya ini, terasa tak jauh berbeda dengan yang telah lalu. Karya Haydn, Vivaldi, Mozart atau Brahms tetap saja dibawakan dengan aransemen sederhana. Bahkan karya Mochtar Embut, Iseng-iseng dan Senja di Pelabuhan Ratu, juga karya Gesang Benga7an Solo, hanya tampil pas-pasan saja. Artinya, boleh dibilang OSR hanya membawakan lagunya, tanpa permainan aransemen yang memikat. Apa boleh buat, barangkali begitulah kodrat setiap kelompok kegiatan remaja. Kesatuan dan kekompakan sulit dijaga--sepertinya harus selalu mulai dari awal. Ada, masanya, bagi anggotanya, keremajaan itu telah lewat dan mereka harus keluar. Sementara muncul anggota baru yang masih harus menyesuaikan diri. OSR ini misalnya, menurut pianis Rudy Laban, 40-an tahun, Penanggung Jawab Artistik OSR, tiap tahun tentu 67 anggota mengundurkan diri. "Biasanya karena mereka telah lulus SMA, pindah kuliah ke kota lain," tuturnya. Mungkin dengan pertimbangan itulah, OSR sengaja tak membina pemain solis tertentu. Semua saja, pada dasarnya, diberi kesempatan sebagai solis. Didirikan 5 tahun yang lalu berkat dorongan Ali Sadikin, Gebernur DKI Jakarta waktu itu, OSR tetap bertahan dengan 30-50 anggota. Kini, anggota termuda berusia 9 tahun, tertua 22 tahun, dan sebagian besar antara 14-17 tahun. Tahun lalu OSR pernah dicoba mengadakan pergelaran gabungan dengan OSJ. I lasilnya tak begitu mengecewakan, meski waktu itu masalah yang dihadapi ialah mencari komposisi yang scsuai dengan kemampuan OSR, tapi yang tak terlalu ringan bagi OSJ. Dan hingga hari ini pergelaran gabungan belum dicoba lagi. Kami Tahu Diri Salah satu tujuan dibentuknya OSR dulu, memang guna menyiapkan kader bagi OSJ. Tapi 5 tahun sudah berdiri, baru dua orang yang masuk OSJ: Reno pemain biola dan Hendra pemain hobo. Kecuali soal anggota, OSR memang agak susah mencari dana. Dari Pemda DKI hanya sekali rnendapat bantuan, 5 tahun yang lalu. "Terpaksa saya sikut sana-sini," tutur pianis Iravati Sudiarso, Penanggung Jawab Umum OSR. Untunglah, beberapa orang tua anggotanya mau juga membantu sedikit-sedikit. Dan orang pun menduga, perkara dana itulah yang menghalangi OSR untuk ikut festival simfoni remaja internasional di London, Agustus tahun depan. "Ah, tidak," bantah Rudy Laban. "Kami tahu diri. Kemampuan OSR masih terbatas pada karya-karya ringan dengan aransemen sederhana. Malu dong, tampil di festival internasional dengan karyakarya ringan." Orkes semacam ini memang tak bisa amat diharapkan jadi tempat prestasi. Tapi, dengan orkes anak-anak toh tak akan berkeliaran dan berkelahi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus