Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Nampan Digital dalam Pangkuan

Inilah perangkat multifungsi: bisa menjadi majalah, buku bacaan, pemutar musik, dan catatan elektronik.

24 November 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAYANGKAN Anda sedang disergap kebosanan saat naik kereta untuk perjalanan yang cukup jauh. Mungkin Anda butuh bacaan. Buka saja alat ini dan jadikan sebagai buku elektronik. Jika Anda kurang menyukai bacaan yang serius, tersedia juga majalah digital. Tengah asyik membaca berita-berita terbaru, tiba-tiba Anda ingin menuliskan sesuatu. Tutup saja majalah itu, ambil pena khusus yang telah disediakan, tuliskan kata-kata di atas layarnya. Simpan. Beres. Mau santai sejenak? Pilih menu pemutar MP3. Klik. Pasang earphone, niscaya sebentar kemudian Anda sudah menikmati alunan suara Diane Krall yang seksi itu atau penyanyi lain. Begitulah yang bisa Anda lakukan bila menenteng tablet PC alias komputer tablet—berasal dari kata table (meja). Perkakas baru ini merupakan metamorfosis dari sebuah komputer notebook. Awal November lalu, komputer tablet diperkenalkan secara serentak di seluruh dunia. Berbentuk mirip nampan yang bisa diletakkan di atas pangkuan, perangkat ini digagas oleh si jenius Bill Gates. Dana yang dihabiskan untuk merancang peranti lunaknya mencapai US$ 400 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun. Biaya promosinya pun tak sedikit, sekitar Rp 630 miliar. Tapi komputer tablet tak dimaksudkan sebagai pengganti notebook yang sudah populer. Komputer ini memakai sistem operasi canggih Windows XP. Kelebihannya? Perutnya dilengkapi peranti lunak pengenal tulisan tangan. Program ini berfungsi mengubah tulisan tangan menjadi teks dalam bentuk cetakan. Pengguna tinggal corat-coret dan dalam sekejap tulisan tersebut bisa diubah ke dalam huruf cetak. Sejatinya komputer nampan merupakan notebook yang dilengkapi teknologi layar sentuh. Artinya, fungsi dan kemampuannya kurang-lebih sama dengan notebook biasa. Perkakas ini juga punya program pengolah kata Word, penjelajah internet, penerima dan pengirim surat elektronik, serta pemutar video dan audio. Sosoknya saja yang berbeda. Tersedia dalam dua desain. Ada yang berbentuk seperti komputer notebook biasa tapi dilengkapi dengan papan ketik. Papan ini bisa dilepas dan layarnya bisa dipakai untuk memasukkan data. Ada pula yang cuma berbentuk baki berlayar lebar. Tablet PC terutama sangat bermanfaat bagi orang yang mesti memasukkan data ke dalam formulir. Sebut saja para petugas asuransi atau kesehatan yang tengah dalam perjalanan. Harganya? Bergantung pada konfigurasi sistem, perlengkapan tambahan, dan prosesor yang digunakan. Umumnya harga komputer tablet dengan prosesor Transmeta lebih murah ketimbang yang memakai prosesor Intel. Sebagai gambaran, yang buatan Hewlett-Packard, misalnya, dijajakan US$ 1.699 atau sekitar Rp 14,5 juta (tanpa kemampuan sambungan nirkabel) dan US$ 1.799 (versi lengkap). Sedangkan Acer menjual pada kisaran US$ 2.199 (tanpa koneksi nirkabel) dan US$ 2.395 (versi lengkap). Di Indonesia, komputer tablet sudah tersedia sejak awal November silam. Acer, pelopornya, meluncurkan seri TravelMate C100 Convertible. Beberapa produsen lain seperti Hewlett-Packard dan Toshiba bakal menyusul dalam waktu dekat. Hanya, perusahaan riset Gartner Dataquest meramalkan, popularitas mesin berbasis sistem operasi Windows XP itu tak akan menyalip notebook. Penjualannya saja diperkirakan bakal "cuma" mencapai sekitar 425 ribu unit atau sekitar satu persen dari total penjualan notebook selama tahun 2003. "Tablet PC hanya menarik minat mereka yang 'berani' alias para maniak teknologi," kata Leslie Fiering, Wakil Presiden Gartner Dataquest. Mengapa? Dengan harga yang jauh lebih mahal ketimbang personal digital assistant (PDA), yang kemampuannya hanya sedikit di bawahnya, komputer tablet bisa membuat konsumen bimbang. Lagi pula, bila dipakai terus-menerus, daya tahan baterainya tak cukup lama, dua sampai empat jam saja. Baterai PDA bisa tahan berjam-jam lebih lama. Menuliskan sesuatu di atas layarnya juga harus memakai pena khusus magnetic-tipped stylus. Tanpa pena tersebut, komputer tak akan berfungsi. Pengguna tak bisa menggantinya dengan jari atau pena biasa seperti yang bisa dilakukan pada komputer genggam buatan Palm. Keterbatasan itu merepotkan, sehingga komputer ini diperkirakan kurang menarik minat banyak orang. Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus