Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Panen Listrik dari Penumpang

18 Juli 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ALAT ini dapat menyulap turnstile gate atau pintu palang putar di halte bus Transjakarta dan stasiun kereta api menjadi pembangkit listrik. Dalam satu hari, alat bernama Droplock Turnstile Gate ini sanggup menghasilkan listrik 15,3 kilowatt-jam (kWh).

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Indonesia, Nabila Astari, menemukan gagasan menciptakan perangkat tersebut ketika melewati pintu palang halte Transjakarta pada suatu siang awal tahun ini. Mahasiswa angkatan 2013 itu berpikir gerakan berputar pada palang di pintu masuk halte dapat menghasilkan listrik. "Dari situ, saya mulai meriset turnstile gate di halte busway," kata Nabila pada akhir Juni lalu.

Riset dilakukan Nabila bersama Stephanie Rawi, sahabatnya di Teknik Mesin UI, dengan membentuk tim Scarf Universitas Indonesia. Keduanya lalu bersama-sama menciptakan pembangkit ramah lingkungan itu.

Droplock Turnstile Gate terdiri atas sejumlah komponen utama seperti dua roda gigi, tuas, generator atau dinamo, converter, dan baterai litium 20 ampere-hour (Ah). Semua komponen dirangkai jadi satu di dalam kotak pintu palang.

Kedua roda gigi memiliki fungsi berbeda. Gir utama berguna untuk memutar roda gigi kedua atau gigi dorong. Sedangkan gir kedua berfungsi memutar generator. Listrik dihasilkan dari generator ini. Baterai digunakan untuk menyimpan daya listrik tersebut.

Menurut Nabila, Droplock Turnstile Gate sesungguhnya hanya memanfaatkan energi yang terbuang dari gerakan berputar tuas pintu ketika penumpang masuk ke halte Transjakarta atau stasiun. Putaran palang tersebut kemudian yang dikonversi menjadi daya listrik.

Sekali putar, palang turnstile gate dapat menghasilkan energi listrik 0,03 kW. Dalam satu hari, satu pintu palang sanggup menghasilkan 15,3 kWh daya listrik atau 5.584,5 kWh per tahun. Angka itu diperoleh dari jam aktif pintu palang dalam sehari, yakni 17 jam, mengikuti jam operasi bus Transjakarta.

Energi yang dihasilkan bisa digunakan untuk menghidupkan pintu palang itu sendiri. Ketika penumpang menempelkan tiket elektronik, palang berputar. Untuk mengaktifkan satu pintu palang, dibutuhkan energi sebesar 20 watt. Setiap halte Transjakarta rata-rata memiliki tiga pintu palang. Maka daya listrik yang diserap pintu halte bus hanya 1,02 kWh per hari. "Artinya masih banyak energi tersimpan yang dihasilkan Droplock Turnstile Gate," ujar Nabila. Energi tersebut dapat digunakan untuk menyalakan lampu di area halte atau stasiun.

Kerja keras Nabila dan Stephanie menuai hasil. Mereka menjuarai Schneider Electric Go Green in the City tingkat nasional. Dalam kompetisi serupa tingkat Asia di Jepang pada 10 Juni lalu, mereka lagi-lagi menyabet gelar juara pertama. Keduanya pun berhak mewakili Asia di Go Green in the City International Case Challenge di Paris, 19 September mendatang.

Nabila mengatakan Droplock Turnstile Gate masih perlu pengembangan. Salah satunya menjaga agar daya listrik yang dihasilkannya konstan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus