Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Pemerintah-Konfederasi Swiss Rancang Kurikulum untuk Teknisi PLTS di Indonesia

Kurikulum yang dikembangkan ini merupakan kurikulum modular pertama di Indonesia bagi teknisi operasional dan pemeliharaan PLTS.

8 Desember 2021 | 14.39 WIB

Salah satu PLTS berkapasitas 25 kWh yang masih beroperasi di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, sejak 2013. Kredit: TEMPO/Erwin
Perbesar
Salah satu PLTS berkapasitas 25 kWh yang masih beroperasi di Pulau Tunda, Kabupaten Serang, sejak 2013. Kredit: TEMPO/Erwin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Ketenagakerjaan RI didukung oleh Konfederasi Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) menyelenggarakan lokakarya penyusunan kurikulum modular bagi teknisi operasional dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada 6-8 Desember 2021 di Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Lokakarya itu dilakukan dalam rangka mendukung program transisi energi Pemerintah Indonesia menuju bauran energi 23 persen dari energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dan net zero emission pada tahun 2060.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama asistensi teknis proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) antara BPSDM Kementerian ESDM dan SECO yang turut melibatkan beberapa kementerian/lembaga strategis seperti Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi,” ujar Laode Sulaeman, pimpinan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), Kementerian ESDM, dalam keterangannya, Rabu, 8 Desember 2021.

Laode mengatakan kurikulum yang dikembangkan ini merupakan kurikulum modular pertama di Indonesia bagi teknisi operasional dan pemeliharaan PLTS yang juga dicanangkan menjadi bagian dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. “Penguatan sumber daya manusia di bidang energi terbarukan khususnya dalam sub-sektor PLTS memang sangat selaras dengan peta jalan transisi energi Pemerintah Indonesia tahun 2021-2060 yang akan didominasi oleh sumber energi surya,” tambahnya.

Muhammad Syikhab Adrie, Koordinator Analis Kebijakan Bidang Pengembangan Program dan Materi Pelatihan Vokasi, Direktorat Pembinaan Standar Kompetensi dan Program Pelatihan, Kementerian Ketenagakerjaan mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan mendukung upaya Pemerintah beralih pada sumber energi bersih melalui penyiapan tenaga kerja yang dapat mendukung pelaksanaan dan pemeliharaan pembangkit listrik terbarukan di lapangan.

“Melalui proyek RESD, Ditjen Binalavotas menyiapkan empat Balai Latihan Kerja (BLK) yang terletak di Banda Aceh, Lombok Timur, Ternate, dan Ambon untuk meluncurkan program percontohan pelatihan kerja modular bagi teknisi PLTS yang akan dimulai pada tahun 2022. Penyusunan kurikulum ini dilaksanakan dengan pendampingan dari Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan Kementerian Ketenagakerjaan RI sebagai moderator dan nara sumber keseluruhan kegiatan,” ujarnya.

Martin Stottele, pimpinan proyek RESD, mengatakan kegiatan penyusunan kurikulum modular bagi Teknisi PLTS ini merupakan kelanjutan dari pelatihan dasar bidang PLTS bagi 16 instruktur dari lima lembaga pendidikan/pelatihan kerja percontohan mitra Proyek RESD yang telah diselenggarakan pada 25 Oktober-5 November 2021 lalu di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Serang.

“Melalui keterlibatan industri dan juga masukan dari lembaga pendidikan vokasi di Swiss dari awal penyusunan rincian tugas & pekerjaan teknisi PLTS hingga pengembangan kurikulum serta pelatihan bagi instruktur, diharapkan agar SDM keluaran yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan kebutuhan pelaku industri energi terbarukan,” ujarnya.

Proyek RESD merupakan hibah langsung dari Pemerintah Swiss berupa asistensi teknis dan dukungan peralatan laboratorium yang akan berlangsung selama empat tahun ke depan hingga 2025. Tujuan utama dari RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik hybrid surya diesel, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) melalui (1) penciptaan program D4 spesialisasi energi terbarukan di 5 politeknik di Indonesia; 2) peluncuran program kursus energi terbarukan secara modular di lima lembaga pendidikan/pelatihan kerja; dan 3) penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan.

Baca:
PLTS Mangkrak di Pulau Tunda, Salah Siapa?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus