Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Peneliti Ungkap Misteri Gempa Besar: Diawali Rentetan Gempa Kecil

Terjadinya gempa bumi berskala kecil kini memberikan petunjuk akan potensi guncangan yang lebih besar di masa depan.

22 Agustus 2019 | 15.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gempa. geo.tv

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian pada studi seismologi membuktikan bahwa sebagian besar gempa bumi berskala besar diawali dengan gempa-gempa kecil dalam kurun waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu sebelum guncangan utama berlangsung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Satu dari pertanyaan utama mengenai terjadinya gempa bumi dalam studi seismologi yaitu bagaimana gempa tersebut terjadi. Kami menemukan bahwa sebagian gempa besar didahului oleh guncangan yang dapat kami deteksi melalui teknik komputasi,” ucap Daniel Trugman, ahli seismologi Los Alamos National Laboratory.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proses deteksi gempa berskala kecil merupakan tugas yang sulit untuk dilakukan jika tidak menggunakan teknologi supercomputer. Perlu waktu selama dua pekan supaya peneliti dapat melihat proses terjadinya gempa bumi di masa lalu.

Seperti yang tertulis pada jurnal Geophyshical Research pada pekan lalu, teknik komputasi memungkinkan peneliti untuk mendeteksi guncangan gempa kecil dengan magnitidue sebesar 0, 1 dan negatif 2 sekali pun. “Informasi baru dijangkau melalui proses identifikasi pada gempa kecil yang tidak terlihat sebelumnya,” sambung kolega Trugman, Zachary Ross.

Melalui penelitian ini, para ilmuwan semakin memahami proses terjadinya beberapa gempa bumi. Terjadinya gempa bumi berskala kecil kini memberikan petunjuk akan potensi guncangan yang lebih besar di masa depan. Nyatanya, foreshock terbentuk mulai dari 3 hingga 35 hari sebelum mainshock berlangsung.

“Sangat perlu untuk memahami proses terjadinya gempa bumi. Apakah selama ini mereka diam karena akan memberikan goncangan yang lebih besar? Atau mungkin terjadi proses pelemahan patahan sehingga pergeseran patahan menjadi bukti jika nantinya akan terjadi goncangan yang lebih besar?” ucap Ross.

Meskipun begitu, mereka tetap tidak dapat menentukan pola spesifik yang akan terjadi di kemudian hari setelah gempa tersebut berlangsung. Terkadang dalam hitungan jam atau hari guncangan gempa berskala besar yang tidak terprediksi pun terjadi.

Secara statistik hanya 5 persen gempa bumi yang berpotensi menimbulkan hal buruk. Sehingga para peneliti juga tidak dapat memprediksi waktu dan lokasi kemunculan gempa bumi dengan tepat. Hasil dari penelitian tersebut juga menyatakan bahwa tidak semua bentuk gempa bumi berskala kecil menjadi tolak ukur terjadinya gempa susulan berskala besar.

Sebelumnya hasil obervasi peneliti menunjukkan bahwa setengah dari gempa berskala sedang memiliki potensi efek kebencanaan yang lebih kecil. Namun, hasil penelitian terbaru dari fenomena gempa bumi di California Selatan dengan magnitude sebesar 4 antara tahun 2008 dan 2018 membuktikan bahwa 72 persen kejadian itu diawali dengan gempa bumi berskala kecil. 

Guncangan gempa kecil dapat berkembang menjadi guncangan berskala besar pada area aliran panas tinggi, seperti daerah vulkanik yang dihangatkan oleh magma. “Aktivitas foreshock meningkat luas di wilayah California Selatan,”

Memahami proses berkembangnya guncangan gempa dapat membantu para peneliti memprediksi terjadinya gempa susulan. Mereka dapat memantau terjadinya gempa susulan melalui hasil deteksi gempa kecil, sehingga publik dapat melakukan upaya mitigasi dini jika terdapat peluang gempa susulan yang lebih besar.

HERALD PUBLICIST | PHYS | CAECILIA EERSTA

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus