Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ILMUWAN dan orang iseng terkadang sulit dibedakan. Lihat saja ulah sejumlah peneliti di University of California Los Angeles. Mereka bereksperimen menyedot luciferaseprotein yang membuat kunang-kunang bersinarlalu menyuntikkannya ke sel-sel di tubuh tikus. Hasilnya sungguh di luar dugaan. Setiap kali protein di dalam sel tikus "berkomunikasi" dengan protein lain, luciferase pun menjadi aktif. Protein tikus jadi berpendar-pendar seperti kunang-kunang.
Berkat eksperimen ini, "komunikasi" antara satu protein dan protein lain bisa dideteksi. Penyadapan ini penting untuk mengetahui apa yang terjadi pada sistem intraseluler. Sebuah sel dapat diketahui masih hidup atau sudah mati dari adanya cahaya yang berpendar. Pada masa depan, pengetahuan ini bermanfaat untuk melihat keefektifan, misalnya, obat kanker. Bila setelah diberi obat tertentu sel kanker ternyata masih berpendar, itu berarti obat tersebut tidak efektif. Dokter punya pilihan untuk menaikkan dosis atau menggantinya dengan obat lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo