Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, memaksa banyak penduduk untuk mengungsi. Data terbaru mencatat sebanyak 59.450 orang mengungsi ke 109 lokasi berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada hal penting yang harus diperhatikan saat berada di pengungsian, yakni kesehatan. Dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Ari Fahrial Syam, mengatakan beberapa penyakit rawan menyebar di tempat pengungsian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Paling umum ISPA. Lalu, diare, gangguan sendi dan otot atau myalgia, serta penyakit kulit," kata Ari, yang pernah menjadi relawan di berbagai lokasi gempa di Indonesia, Selasa lalu.
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi akut yang menyerang komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian saluran pernapasan atas yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring.
Adapun diare adalah penyakit saat feses berubah menjadi cair dan terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum pada balita dan membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahun.
Gangguan sendi dan otot atau myalgia juga menjadi penyakit umum yang diderita pengungsi. Sakit otot adalah rasa nyeri yang melibatkan sejumlah kecil atau semua otot tubuh, dari ringan sampai berat.
Gangguan kulit juga bisa menyerang. Penyakit ini menyerang segala usia. Gangguan pada kulit sering terjadi karena ada faktor iklim, lingkungan, tempat tinggal, kebiasaan hidup kurang sehat, alergi, dan lain-lain.
Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut, Ari menyarankan upaya yang harus diperhatikan di pengungsian. Pertama, ketersediaan makanan dan minuman harus cukup. "Supaya mereka tenang karena kebutuhan hidup dasarnya dipenuhi," ujar Ari.
Dapur umum juga harus selalu mendapat suplai bahan makanan dan air bersih untuk masak dan minum. "Usahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar," kata Ari.
Kondisi pengungsian juga harus nyaman dan aman. "Tersedia alas tidur yang memadai dan selimut agar tubuh para pengungsi, terutama orang tua dan anak-anak, tetap terlindungi dari angin malam," ujarnya.
Kebersihan lingkungan pengungsian harus selalu terjaga dengan tersedianya tempat sampah. "Termasuk bangkai binatang harus segera dikubur untuk menjaga lingkungan pengungsian tetap sehat," ujar Ari.
Sarana MCK yang memadai dengan persediaan air yang cukup dan tersedianya sabun serta peralatan mandi sangat diperlukan. Bila perlu, para pengungsi, khususnya anak-anak dan orang tua, diberikan suplemen berisi multivitamin dan mineral.
Bagi anak-anak, perlu dilakukan trauma healing dengan pengadaan buku bacaan, mainan, dan kelompok bermain. "Sedangkan untuk usia lanjut perlu kegiatan aktif, seperti menyulam atau pengajian bersama. Tujuannya agar mereka selalu berpikir," kata Ari.
Sarana dan prasarana ibadah yang bersih harus tersedia agar masyarakat bisa berdoa dan tetap sabar dalam menghadapi cobaan ini. "Tak kalah pentingnya adalah acara kesenian favorit masyarakat diusahakan ada secara berkala. Ini untuk mengatasi kejenuhan dan mengurangi kesedihan."
Adapun korban gempa yang ditemukan meninggal harus segera dimakamkan. "Korban luka atau sakit segera diobati. Masyarakat di pengungsian harus tetap sehat," kata Advisor Tim Medis FKUI/RSCM-UI Peduli untuk Gempa dan Tsunami Palu-Donggala ini. AFRILIA SURYANIS
Kenali Gejala ISPA dan Penyakit Kulit
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang mengganggu proses pernapasan. Umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea (pipa pernapasan), bahkan paru-paru. Jika tak segera diobati, infeksi ini dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Kondisi tersebut bisa berujung pada kematian.
Gejala
- Sakit kepala
- Batuk
- Radang tenggorokan
- Nyeri sendi
- Meler
- Demam
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo