Penyaring Pati dari Brawijaya

ADA kabar bagus buat para petani pengolah ubi-ubian. Sumardi H.S., dosen Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, telah menciptakan penyaring pati yang diberi nama "Tipe Drum MD-1". Pati merupakan tepung halus yang dihasilkan dari endapan ubi yang diparut. Alat yang terwujud berkat bantuan dana Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional ini diklaim lebih bagus dari mesin yang sekarang banyak dipakai di pedesaan. Menurut Sumardi, kapasitas dan kualitas produksi penyaring tradisional sangat rendah sehingga mempengaruhi nilai ekonominya. "Kami membuat mesin yang lebih bagus teknologinya dan tepat guna bagi usaha kecil-menengah," tuturnya kepada Abdi Purmono dari TEMPO. Penyaring dari Malang ini menggunakan motor listrik 2 tenaga kuda atau motor bakar 6 tenaga kuda. Tenaga yang dihasilkan mampu menggerakkan drum 30 putaran per menit. Bahan parutan diproses dalam drum penyaring rata-rata dalam tempo 31 detik. Alat penyaring tersebut mampu mengolah ubi-ubian—ubi garut atau ubi kayu—sebanyak 1.200 kilogram per jam. Dari bahan baku sebanyak ini bisa dihasilkan 150 kilogram tepung garut atau 300 kilogram lebih tepung singkong. Sumardi mengaku masih menyempurnakan alat tersebut, terutama untuk memperpendek masa pengeringan, yang masih harus dibantu sinar matahari. Pati yang dihasilkan dari penyaring ini harus dikeringkan lagi dalam tempo sehari. Ini sudah lumayan. Kalau disaring dengan alat tradisional, sedikitnya butuh waktu tiga hari untuk mengeringkannya. Itu pun jika matahari lagi terik-teriknya. Wicaksono