Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para orang tua mendapat kado unik dari NEC dan NTT. Kedua perusahaan raksasa telekomunikasi asal Jepang itu meluncurkan robot rumah bernama PaPeRo—singkatan dari Partner-type Personal Robot. Ini bukan robot sembarangan.
PaPeRo dilengkapi telepon seluler yang dapat dihubungi kapan saja. Orang tua pun dapat memeriksa keadaan anaknya dari jauh, sekaligus memberi perintah kepada si robot untuk bermain atau mengingatkan waktu makan. Tentu saja, telepon tersebut dapat dipakai untuk berbicara langsung atau berkirim pesan singkat.
Kehebatan lainnya adalah dua buah kamera yang menyaru sebagai mata. Kamera ini berfungsi ganda: untuk menuntun gerakan PaPeRo dan mengenali wajah sang anak.
Pancuran Irit Air
Saatnya berhemat air bersih. Inilah yang mendorong sekelompok peneliti Australia menciptakan pancuran (shower) untuk mandi yang irit air. Sekilas bentuknya tak jauh beda dengan shower biasa. Namun, jika pipanya dibelah, di dalamnya ada dua saluran: untuk air dan udara.
Campuran air dengan udara pada shower itu terbukti membuat jumlah air yang dikeluarkan jadi lebih sedikit. Namun, yang memakainya tetap merasa air mengalir deras. Jie Wu, koordinator tim peneliti alat ini di Commonwealth Science and Industrial Organization, memperkirakan, jika setiap rumah di Australia memakai shower seperti ini, per tahun tiap rumah dapat mengirit air sekitar 45 ribu liter atau setara dengan isi kolam renang standar internasional.
Penambal Ban Elektrik
Dari Pati, lahir sebuah inovasi. Temuan itu bernama Inopress Electric, yaitu sebuah alat penambal ban elektrik. Asal mula kelahiran alat itu sederhana. Gara-gara motornya terbakar ketika menambal ban, Nyamani, seorang warga Kuniran, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, bertekad membuat penambal ban elektrik. Hasilnya, alat itu kini dipatenkan dan berhasil meraih gelar juara ketiga Lomba Rancang Bangun Rekayasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tingkat daerah, tahun ini. Nyamani mengklaim, dengan penambal bannya, tak ada lagi risiko kebakaran dan—yang tak kalah penting—tak ada asap.
Kebakaran saat menambal ban gampang terjadi, seperti yang dialami Nyamani setahun lalu. Maklumlah, para penambal ban biasanya menggunakan pemanas logam yang dibakar dengan spiritus atau minyak tanah untuk menyatukan karet ban. Pembakaran juga menghasilkan asap hitam yang membuat napas terasa sesak.
Nyamani, sarjana Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, nekat merakit penambal ban elektrik bermodalkan sedikit pengetahuan tentang elektro yang dipelajari dari temannya, seorang pengusaha bengkel pompa air. Tentu saja alatnya tidak langsung jadi. Namun, ia tak putus rotan.
Singkat cerita, Inopress kelar dibuat. Alat ini dapat dipakai untuk menambal ban sepeda, motor, dan mobil, dengan daya listrik watt. ”Untuk satu kali menambal, biaya listriknya cukup Rp 5,” ujar Nyamani kepada Tempo.
Hasil kerja alat itu dipuji Ir Mochtar Efendi, Kepala Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati. ”Tambalannya cukup bagus,” ujarnya. Kantor Mochtar pun memesan 100 unit Inopress. Alat yang per unitnya dibeli Rp 185 ribu itu sudah dibagikan gratis kepada para penambal ban di seantero Pati.
Bandelan Amarudin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo