Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Pintar Lewat Satelit

27 September 2004 | 00.00 WIB

Pintar Lewat Satelit
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Belajarlah dari India. Negeri ini telah meluncurkan sistem pendidikan jarak jauh dengan menggunakan satelit. Melalui EDUSAT, nama satelit berbobot 2 ton itu, pemerintah India berharap bisa menyebarkan program pendidikan hingga ke wilayah paling terpencil sekalipun.

Menurut sensus tahun 2001, sekitar 35 persen populasi India buta huruf dan hanya 13 persen yang lulus sekolah tinggi. ”India membutuhkan 10 ribu sekolah baru tiap tahun. Mengatasi ini dengan pendidikan konvensional sepertinya mustahil,” kata Madhavan Nair, pimpinan Indian Space Research Organisation (ISRO).

ISRO membutuhkan waktu tiga tahun untuk membangun satelit seharga US$ 20 juta atau sekitar Rp 180 miliar ini. Selain menjalankan fungsi utamanya untuk telekomunikasi, televisi, dan pengamat cuaca, nantinya satelit ini menyediakan kelas virtual. Si pelajar cukup duduk di depan televisi dan membayar tarif US$ 65 atau sekitar Rp 585 ribu.

Meski mungil, EDUSAT tergolong canggih. Ia memiliki 25-30 link yang akan melayani sekitar 5.000 wilayah terpencil, dan tiap link bisa melayani sekitar 200 kelas. Satelit ini juga mampu memberikan materi pelajaran dengan 18 bahasa resmi dan sekitar 400 dialek yang ada di India.

Kornea dari Pipi

Pipi ternyata bisa mengembalikan fungsi kornea. Peneliti dari Osaka University, Jepang, baru-baru ini berhasil mengembalikan penglihatan empat pasien penderita kerusakan kornea mata dengan mentransplantasi lembaran tipis pada pipi.

Kornea adalah layar bening di permukaan mata. Kornea ini bisa rusak akibat kecelakaan atau penyakit. Biasanya, jika kornea rusak, dokter mengambil sel dari mata yang sehat untuk ditumbuhkan pada penderita. Cara lain adalah transplantasi kornea dari donor.

Dengan teknik yang baru tersebut, yaitu transplantasi kulit pipi, dokter akan mengambil lembaran sel pipi selebar 3 x 3 milimeter. Lembaran tersebut kemudian dipilah-pilah, dipilih lagi menjadi satu lembaran yang sangat tipis. Lembaran inilah yang ditanamkan ke mata pasien sehingga menyatu dan menjadi layar kornea baru. Teknik ini sudah diuji coba pada empat pasien penderita sindrom Stevens-Johnson, kondisi ketika kornea seperti berkabut dan mata terasa kering.

”Kornea mata” baru ini diperkirakan akan tetap bagus kondisinya selama satu tahun lebih. ”Selama 14 bulan setelah transplantasi, sama sekali tak ada keluhan,” kata pimpinan tim, Dr. Kohji Nishida, sebagaimana dikutip New England Journal of Medicine.

Belanja Virtual

Berbelanja lewat Internet adalah perkara gampang-gampang susah. Gampang karena pilihan begitu banyak dan tinggal klik. Susah karena, setelah barang pesanan datang, belum tentu sesuai dengan yang dibayangkan. Nicola Davidson, peneliti dari Nottingham Trent University di Inggris, menyebutkan hampir 40 persen produk yang dibeli secara online terpaksa dikembalikan karena si konsumen tidak puas.

Nah, untuk mengatasi soal itulah, Nottingham Trent University bekerja sama dengan Departemen Industri dan Perdagangan Inggris serta perusahaan swasta The Hive mengembangkan sebuah perangkat lunak bernama Click 2 Touch. Dengan perangkat ini konsumen bisa melihat, bahkan ”merasakan”, wujud barang yang ia pesan melalui animasi virtual interaktif. Melalui program ini, calon pembeli diberi pilihan 10 cara untuk ”merasakan” contoh barang, apakah cukup lembut, halus, atau elastis, yang ditampilkan dengan menggunakan animasi tiga dimensi. Jadi, misalnya ingin membeli pakaian, gerakkan mouse ke atas dan ke bawah, maka akan terlihat apakah kain bahan baju itu gampang berkerut atau tidak. Versi lengkap software ini diharapkan bakal selesai awal tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus