Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

PLTB di Sulawesi, Potensi Besar Energi Terbarukan Angin di Indonesia

Salah sartu energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia ialah angin. PLTB Sidrap Sulawesi jadi pembangkit listrik tenaga angin pertama.

7 Juni 2021 | 15.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selain memiliki kekayaan alam yang melimpah, Indonesia pun mempunyai potensi yang besar untuk energi baru terbarukan (EBT). Energi terbarukan ini juga merupakan sumber energi yang berasal dari sumber daya alam dan tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan. Salah sartu energi terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia ialah angin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angin ini didefinisikan sebagai udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara rendah ke suhu udara tinggi, yang terjadi akibat pemanasan matahari terhadap atmosfer dan permukaan bumi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angin juga merupakan salah satu bentuk energi yang tersedia di alam yang diperoleh melalui konversi energi kinetik. Energi dari angin diubah menjadi energi kinetik atau energi listrik. Energi angin dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengurangan emisi karena tidak dihasilkan emisi CO2 selama produksi energi listrik oleh kincir angin.

Cara kerja pembangkit tenaga angin ini dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Energi angin yang memutar kincir angin diteruskan untuk memutar baling-baling pada generator di bagian belakang kincir angin, sehingga menghasilkan energi listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, salah satu potensi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) berada di daerah bagian timur Indonesia, yakni Sulawesi. Tepatnya di Sulawesi Selatan, di sana terdapat dua PLTB yaitu (PLTB) Sidrap di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) dan PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto.

Produksi listrik dari PLTB ini bergantung pada kondisi angin yang mengikuti pola dua musim di Indonesia yaitu musim angin kecil saat musim hujan dan musim angin besar saat kemarau.

PLTB Sidrap ini juga merupakan pembangkit listrik tenaga angin yang pertama di Indonesia. Setelah itu baru terbangun PLTB Tolo di Kabupaten Jeneponto dan ada juga potensi EBT tenaga angin di perbatasan Kabupaten Soppeng, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dari situs mongabay.co.id, kondisi angin di Kabupaten Jeneponto ini mampu menghasilkan angin konstan dengan kecepatan angin di atas 10 m/s. Sementara daerah lain seperti Barru, Sidrap dan Parepare potensi anginnya mendekati 7,8 m/s. Sistem kelistrikan Sulawesi Selatan melalui PLTB di dua lokasi yakni Sidrap dan Jeneponto memiliki daya mampu sebesar 130 MW, terdiri dari PLTB Sidrap 70 MW dan PLTB Tolo 60 MW.

Dengan energi terbarukan yang punya daya sebesar itu, PLTB tersebut mampu menerangi 130.000 pelanggan rumah tangga dengan asumsi produksi PLTB Sidrap 70 MW menerangi 70.000 rumah dan PLTB Tolo untuk 60.000 rumah. Kekurangannya, terletak pada kondisi listrik dari PLTB yang bergantung pada kondisi angin.

TEGUH ARIF ROMADHON

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus