Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengatakan ada yang tidak biasa dalam aktivitas letusan Gunung Tangkuban Parahu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Baru sekarang ini ada tremor berjam-jam untuk Tangkuban Parahu dari subuh pukul 03.57 WIB. Mudah-mudahan tremornya cepat reda,” kata Hendra di Bandung, Jumat, 2 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hendra mengatakan, erupsi terpanjang tercatat terjadi 2 Agustus 2019, berdurasi 1 jam 42 menit terjadi sejak pukul 03.57 WIB. “Ternyata pagi masih lanjut lagi,” kata dia.
Hendra mengatakan, tremor yang terekam berjenis tremor erupsi. Jenis tremor lainnya biasanya menandakan suplai material di bawah gunung api. “Tremor erupsi Gunung Tangkuban Parahu biasanya dalam hitungan menit. Ini berjam-jam. Kan ada tremor suplai. Tapi ini tremor erupsi, menandakan ada erupsi, erupsi yang tidak berhenti,” kata dia.
Hendra mengatakan, pengamat gunung api terakhir naik ke areal kawah dini hari tadi. “Kami tidak berani terlalu dekat. Terakhir teramati kolom abu ketinggian 180 meter dari dasar kawah. Sampai saat ini belum ada lagi yang ke atas,” kata dia.
Saat erupsi ini, PVMBG mengandalkan pantauan visual di kawah Gunung Tangkuban Parahu lewat piranti CCTV. “Kita coba link CCTV ke sini (kantor PVMBG), biar gak harus ke sana,” kata Hendra.
Kepala PVMBG Kasbani mengatakan Gunung Tangkuban Parahu tercatat sudah meletus 13 kali sejak 1829. “Sejak tahun 1829 sampai sekarang erupsi freatifk sedikitnya sudah 13 kali, dan ancamannya tidak terlalu jauh,” kata dia.
AHMAD FIKRI