Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

Kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi.

27 September 2024 | 18.51 WIB

Warga melihat Kapal Pinisi yang ditarik ke laut saat prosesi peluncuran perahu (annyorong lopi) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 11 Desember 2023. Pemerintah Kota Makassar meresmikan dua unit Kapal Pinisi yang dibuat dengan anggaran Rp7,99 miliar sebagai media atraksi wisata dan budaya serta edukasi sejarah dan menjadi salah satu program prioritas pemerintah setempat dalam memajukan sektor pariwisata di daerah itu. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Perbesar
Warga melihat Kapal Pinisi yang ditarik ke laut saat prosesi peluncuran perahu (annyorong lopi) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 11 Desember 2023. Pemerintah Kota Makassar meresmikan dua unit Kapal Pinisi yang dibuat dengan anggaran Rp7,99 miliar sebagai media atraksi wisata dan budaya serta edukasi sejarah dan menjadi salah satu program prioritas pemerintah setempat dalam memajukan sektor pariwisata di daerah itu. ANTARA FOTO/Arnas Padda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratna Inrawasih dan Widya Safitri melakukan riset terkait kearifan lokal budaya maritim masyarakat pesisir Sulawesi Selatan dalam pembuatan kapal pinisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Widya mengatakan kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi. Menurut dia, kini peran pinisi dari kapal serbaguna beralih untuk pariwisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, evolusi ini memerlukan penyesuaian dalam desain bahan dan proses konstruksi yang mengakibatkan penurunan praktik upacara adat terkait pembangunannya.

"Perubahan ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pelestarian pengetahuan lokal dalam masyarakat dan signifikansi budaya yang melekat pada tradisi pembuatan kapal pinisi," kata Widya melalui keterangan tertulis, Jumat, 27 September 2024.

Ratna mengatakan telah dilakukan upaya mendokumentasikan pengetahuan lokal tersebut. “Ada kebutuhan mendesak untuk memberikan pengetahuan ini kepada generasi muda, juga menjaga warisan budaya maritim,” ungkap Ratna.

Dia mengusulkan strategi untuk mengatasi hal ini. “Termasuk mengintegrasikan pengetahuan lokal tentang pembangunan kapal pinisi ke dalam kurikulum sekolah kejuruan dan memasukkannya sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah,” katanya.

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus