Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

S-500 Prometheus, Sang Pembunuh F-35 Segera Hadir

Sistem pertahanan udara S-500 mampu menghancurkan senjata hipersonik dari semua modifikasi, termasuk di luar angkasa.

15 Juli 2021 | 17.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sistem pertahanan udara S-500 Prometheus generasi baru yang dikembangkan oleh perusahaan senjata Rusia Almaz-Antey, kelompok yang sama yang memproduksi S-300 dan S-400, telah berhasil menyelesaikan serangkaian tes, termasuk peluncuran rudal tempur, menurut Komandan Pasukan Pertahanan Rudal Angkatan Udara Rusia, Mayor Jenderal Sergei Babakov.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbicara kepada outlet berita Rusia Krasnaya Zvezda pekan lalu, Mayor Jenderal Babakov menjelaskan bahwa S-500 telah dikembangkan sebagai sistem anti-pesawat generasi baru yang ditujukan untuk menjatuhkan rudal balistik jarak menengah, dan jika perlu, rudal balistik antarbenua sedang di tahap akhir jalur penerbangan mereka. Selain itu, S-500 mampu menghancurkan pesawat hipersonik dan kendaraan udara tak berawak, menurutnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sistem pertahanan udara S-500 mampu menghancurkan senjata hipersonik dari semua modifikasi, termasuk di luar angkasa, selain target aerodinamis dan balistik, yang memungkinkan untuk mengatakan dengan yakin bahwa sistem ini unik", ujar Babakov.

Senjata pertahanan baru Rusia itu dilaporkan dapat menyerang rudal balistik musuh pada jarak hingga 600 kilometer dan pesawat pada jarak sekitar 500 kilometer.

Pejabat militer tersebut menjelaskan bahwa latihan tempur melibatkan penembakan pada target yang memiliki spesifikasi teknis yang mirip dengan senjata serangan kedirgantaraan modern atau yang memiliki kemampuan lebih maju.

Menurut Babakov, kru rudal anti-pesawat mengasah keterampilan mereka dengan mencegat objek berukuran kecil, terbang rendah, kecepatan rendah yang meniru kendaraan udara tak berawak, serta target tinggi, kecepatan tinggi yang meniru rudal hipersonik.

Selain itu, Angkatan Udara Rusia juga memperhitungkan pengalaman yang diperoleh selama kampanye udara di Republik Arab Suriah. Semua insiden penggunaan senjata dan peralatan militer rudal anti-pesawat sedang dipelajari dan digunakan dengan cermat selama latihan, kata Babakov.

Sekolah militer Rusia dan akademi Kementerian Pertahanan serta universitas teknis negara itu melatih spesialis untuk kru rudal anti-pesawat di Angkatan Udara negara itu, kata Babakov, seraya menambahkan bahwa tahun ini lebih dari 1.000 lulusan telah mengambil tugas mereka di cabang angkatan bersenjata Federasi Rusia ini.

Desember lalu, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexei Krivoruchko mengungkapkan bahwa sistem rudal S-500 dan radar peringatan dini jarak jauh Voronezh dapat memasuki layanan pada awal 2021, setelah selesainya uji coba.

Radar peringatan dini jarak jauh adalah tulang punggung dari setiap kompleks pertahanan rudal. Keluarga Voronezh, yang memantau wilayah udara terhadap rudal balistik dan serangan pesawat memiliki tiga variasi: Voronezh-M (pita meter), Voronezh-DM (pita desimeter), dan Voronezh-SM (pita sentimeter). Ketiganya beroperasi dalam satu sistem sehingga mampu menentukan parameter target dan tipe dengan lebih tepat.

Pada awal April 2021, Almaz-Antey mengisyaratkan bahwa sistem pertahanan udara S-500 baru akan menyelesaikan uji coba tahun ini. Sistem Prometheus baru yang canggih diperkirakan akan dikirim ke Angkatan Bersenjata Rusia setelah tes tempurnya selesai. Di masa depan, kompleks pertahanan udara jarak jauh yang unik akan menjadi landasan kesatuan sistem pertahanan udara dan rudal nasional.

Pada tanggal 28 Juni, selama pertemuan dengan lulusan terbaik dari sekolah militer dan akademi Kementerian Pertahanan, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa sistem anti-pesawat S-500 Prometheus, rudal balistik antarbenua Sarmat, dan rudal hipersonik berbasis kapal Zircon akan segera ditempatkan pada tugas tempur bersama dengan kompleks militer canggih lainnya.

Pengembangan S-500 memicu perdebatan sengit di antara pengamat militer barat yang secara khusus meningkatkan alarm atas kemampuan sistem itu yang dilaporkan berhasil menggagalkan teknologi low-observable (LO) pesawat AS. "Dari semua proyek senjata terbaru Kremlin, S-500 adalah salah satu jawaban paling langsung dan ampuh Rusia untuk jet tempur siluman generasi kelima AS seperti F-35 Lightning II Lockheed Martin dan F-22 Raptor," National Interest menggarisbawahi pada 27 Mei 2021.

“S-500 akan ideal untuk menyediakan pertahanan rudal balistik regional di sepanjang perbatasan Eropa Rusia dengan NATO”, tulis Drive pada Mei 2018. “Dalam banyak hal secara kasar analog dengan sistem Terminal High Altitude Area Defense buatan AS, atau THAAD, meskipun tujuannya jelas untuk menawarkan fleksibilitas untuk menanggapi ancaman udara yang lebih konvensional juga."

Menurut pengamat asing, S-500 tidak bisa disebut "penerus" murni S-400. Itu adalah senjata yang sama sekali baru, dirancang untuk memenuhi serangkaian tugas strategis yang lebih luas.

Sumber: RIA NOVOSTI | SPACE WAR

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus