Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Pasukan Pertahanan Rudal dari Korps Dirgantara Rusia, Mayor Jenderal Sergei Babakov, mengatakan militer Rusia akan mendapatkan sistem pertahanan udara S-500 generasi baru dalam beberapa tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pasukan Pertahanan Rudal mulai menerima sistem anti-pesawat terbang S-350 Vityaz. Pengiriman sistem S-500 Prometei juga direncanakan," kata Babakov kepada surat kabar Krasnaya Zvezda pada Rabu, ketika ditanya jenis persenjataan apa yang akan diterima pasukan itu dalam beberapa tahun mendatang, dikutip dari kantor berita TASS, 11 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Babakov mengatakan, selain mampu menghantam dari target aerodinamis dan balistik, sistem S-500 dapat mendeteksi dan menghancurkan senjata hypersonik dari semua modifikasi, termasuk di ketinggian luar angkasa.
"Ini memberi kami alasan untuk mengatakan bahwa sistem ini tidak memiliki saingan," kata Babakov.
S-500 Prometei (kelas 55R6M, Triumfator-M) dirancang oleh Almaz-Antey sebagai generasi baru senjata pertahanan udara dan rudal. S-500 mengoperasikan metode terpisah penghancuran target balistik dan aerodinamis.
Tentara Rusia mengendarai sistem pertahanan udara rudal S-400 selama parade Hari Kemenangan, di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, 9 Mei 2018. REUTERS/Sergei Karpukhin
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexei Krivoruchko mengatakan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di majalah perusahaan Radio-Electronic Technologies dari Grup KRET pada bulan Februari, bahwa spesialis militer telah melakukan uji coba rudal darat-ke-udara yang tak tertandingi di dunia untuk sistem pertahanan udara S-500 terbaru tahun lalu.
Alexei juga mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Krasnaya Zvezda pada bulan Desember 2019 bahwa tes pendahuluan dari sistem rudal anti-pesawat S-500 akan dimulai pada tahun 2020 dan pengiriman ke pasukan dijadwalkan pada tahun 2025.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebelumnya mengatakan bahwa pengiriman S-500 kepada pasukan akan dimulai pada tahun 2020. Rusia telah melatih para spesialis untuk belajar mengoperasikan sistem baru di Akademi Militer Pasukan Dirgantara di Tver sejak 2017.
Pendahulu S-500, sistem pertahanan udara S-400 Triumf, adalah sistem pertahanan udara yang diklaim paling canggih di dunia saat ini. S-400 adalah penerus dari sistem pertahanan udara S-300.
Karena kemampuannya, S-400 banyak diminati oleh negara-negara dunia seperti Cina, Arab Saudi, Turki, India dan Qatar, menurut Al Jazeera.
Saat ini Rusia sedang mengembangkan S-500 untuk dioperasikan dalam 25 tahun ke depan. Rudal sistem pertahanan udara S-500 Rusia bisa menyerang target pada kisaran 481,2 km atau 80 km lebih jauh dibandingkan dengan sistem rudal sebelumnya.