Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Wakil Perdana Menteri Yury Borisov mengatakan Rusia saat ini sedang mengembangkan sistem pertahanan udara S-500, dan akan melengkapi militer Rusia pada beberapa tahun mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kini CEO Rostec Sergei Chemezov, yang merupakan perusahaan raksasa industri militer Rusia, mengatakan Rusia saat ini memulai produksi sistem rudal S-500.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sudah mulai memproduksi S-500. Ini adalah sistem yang lebih maju (dari S-400), jadi saya tidak ingin membicarakannya sekarang, karena belum diadopsi oleh militer kami," kata Chemezov kepada penyiar Rossiya 1 pada hari Minggu, dikutip dari laporan Sputnik, 1 Juli 2019.
Chemezov mengatakan sistem S-500 akan dikirim ke Angkatan Bersenjata Rusia setelah senjata berhasil diuji coba.
UAWIRE melaporkan pada awal Mei, sumber di Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem radar dan stasiun radar dari sistem S-500 Prometheus berhasil diuji coba.
Tahap terakhir dari pengujian radar dilakukan di markas Pusat Pelatihan Tempur ke-185 milik Aerospace di provinsi Astrakhan.
Rusia juga menempatkan sistem pertahanan udara S-400 Triumph di aset-aset pentingnya di Suriah. S-400 disebut-sebut sebagai pertahanan udara paling canggih, rudal-rudalnya mampu melaju dengan kecepatan 4.800 m/detik, sehingga target sejauh 400 km dapat dihancurkan dalam waktu sekitar 83 detik saja. sputniknews.com
Perhatian khusus diberikan pada kerja sama antara sistem radar S-500 dan sistem peluncur rudal Pantsir-SM, yang dirancang untuk bekerja bersama.
Pakar militer Anton Lavrov menjelaskan bahwa radar akan bertanggung jawab atas ancaman jangka panjang, seperti rudal balistik dan pesawat terbang, sedangkan operator Pantsir-SM akan fokus pada pesawat drone.
S-500 Prometey, juga dikenal sebagai 55R6M "Triumfator-M", adalah sistem rudal anti-balistik darat-ke-udara Rusia yang dirancang untuk menggantikan sistem rudal A-135 yang saat ini digunakan, dan melengkapi S-400.
Spesifikasi sistem tetap dirahasiakan Rusia, tetapi menurut laporan S-500 mampu menghancurkan target hingga jarak 600 kilometer, dan juga diyakini dapat melacak dan secara bersamaan menyerang hingga 10 target balistik yang bergerak dengan kecepatan hingga 7 kilometer per detik atau sekitar Mach 20.