Matahari akan berubah gelap gulita dan bulan berwarna darah sebelum datang hari Tuhan hari yang besar dan mulia itu. Kisah Para Rasul, 2:20. TIDAK dinyana, nubuat Nabi Joel yang dinukilkan Petrus dalam Kisah Para Rasul (Perjanjian Baru) ini mengambil bagian penting dalam riset dua ilmuvan Inggris, untuk menentukan hari penyaliban Yesus. Menurut keyakinan Colin J. Humphreys darL W.G. Waddington - keduanya dari Universitas Oxford. Inggris - nubuat tadi mengacu kepada peristiwa dramatis di Bukit Golot. Yerusalem, pada permulaan abad. Injil memang meninggalkan teka-teki di sekitar hari penyaliban Yesus. Selama ini, banyak yang percaya peristiwa itu terjadi pada 7 April 30. Tapi Humphreys dan Waddington, dalam laporan mereka belum lama berselang, membantah kemungkinan ini. Dengan menggunakan teknik modern, kedua ilmuwan itu menyimak kembali gerakan bulan seperti yang terlihat di Yerusalem dua puluh a6ad silam. Menurut mereka, kesaksian Petrus berkaitan dengan sebuah gerhana. Dengan perhitungan mundur, kedua ilmuwan tadi lalu memilih beberapa gerhana, serta mencari korelasinya dengan membandingkan almanak Yahudi dan almanak Yulian abad pertama. Faktor penunjang lain adalah kesaksian para rasul dan kecenderungan umum para ilmuwan Alkitab selama ini. Menurut kecenderungan umum, pengadilan dan penyaliban Yesus terjadi pada suatu Sabat Yahudi (yaitu hari Jumat) dan Paskah - pesta yang selalu berhubungan dengan bulan purnama. Hari Yahudi dihitung dari senja ke senja. Domba Paskah biasanya dibantai antara pukul 15.00 dan pukul 17.00 pada hari ke-14 bulan Nisan, menurut almanak Yahudi. Dari data ini, kedua ilmuwan itu memilih sebuah hari Jumat bulan purnama. Tahunnya mesti dicari antara 26 dan 36 almanak Yulian. Sebab, pada masa itulah Pontius Pilatus memerintah di Tanah Yudea. Dengan menggunakan sebuah almanak Yahudi Purba, Humphreys dan Waddington menyusun daftar hari Jumat bulan purnama, antara 26 dan 36 Masehi. Mereka menyisihkan hari-hari sebelum tahun 28 karena dianggap terlalu dini bagi masa kenabian Yesus. Hari-hari setelah tahun 33 pun dikeluarkan dari perhitungan karena, sebaliknya, dianggap kedaluwarsa. Maka, ditemukan dua hari: 7 April 30 dan 3 April 33. Bagaimana menjatuhkan pilihan di antara dua kemungkinan ini? "Kami menggarisbawahi kesaksian Petrus," ujar Humphreys, di tengah penyelidikannya di Yerusalem. Petrus berbicara mengenai peristiwa astronomis yang disaksikan khalayak hari itu, ketika matahari berubah gelap dan bulan muncul dalam warna darah. Seperti itulah, memang, bulan muncul di tengah gerhana, ketika cahaya dibiaskan ke dalam bayangan bumi oleh atmosfer. Efeknya bisa sangat mengesankan, terutama ketika bulan berlayar di dekat horison. Di antara dua kemungkinan tadi, dengan selisih hampir tiga tahun, hanya pada 3 April 33 terjadi gerhana. Padahal, selama ini, 7 April 30 dipercayai sebagai hari penyaliban itu. Gerhana itu selesai dekat sekali dengan saat bulan purnama mulai memancarkan cahaya. Terlindung oleh bayangan bumi, penampilannya di cakrawala dipoles cahaya merah yang pekat. Dengan penemuan Humphrevs dan Waddington, "teka-teki di sekitar hari penyaliban itu kini sudah terpecahkan," tulis Robert C. Cowen, editor ilmu pengetahuan alam pada harian The Christian Science Monitor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini