Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BUKAN anggur, bukan pula sampanye, melainkan ha-nya roti dan garam. Suguh-an ”isti-mewa” itu disajikan koman-dan Stasiun Antariksa Interna-sional Sergei Krikalev saat menyambut komandan pesawat Discovery, Eileen Collins, dan krunya, yang berlabuh di stasiun itu. Upacara kecil itu adalah tradisi Rusia untuk mendoakan tamunya agar mendapatkan keberuntungan.
Hidup Collins dan teman-temannya hari itu memang sedang penuh waswas. Pesawat ulang-aliknya memang- berhasil meluncur ke angkasa biru pada 27 Juli lalu, namun empat keping busa penahan panas—ukurannya se-besar papan luncur—di tangki ba-han bakar lepas. Insiden itulah yang membuat panik, karena pada Februari 2003 terjadi hal serupa yang membuat pesawat ulang-alik Columbia terbakar, meledak, dan hangus.
Kecemasan merembet hingga -ke pusat pengendali di California. -Hanya satu jam sebelum pendaratan di Stasiun Antariksa Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memu--tuskan untuk menghentikan sementara semua misi penerbangan ke angkasa. Mereka juga memerintahkan agar semua busa penahan panas dipe--riksa.
Hasilnya? Sedikitnya ada 25 ke-ramik bermasalah. Juga, ada dua busa yang hampir mencelat. Tonjolan itu bisa menjadi lubang masuknya aliran udara panas yang suhunya bisa mencapai 1.650 derajat Celsius pada saat pesawat memasuki atmosfer bumi. Bukan apa-apa, udara panas itulah yang menyelusup melalui retakan sayap pesawat ulang-alik Columbia, Februari 2003, dan membuatnya -hancur berantakan, menewaskan ketujuh orang awaknya.
Terpaksa seorang astronaut ke-luar, melakukan reparasi di angkasa, dibantu robot lengan. ”Saya cabut busa itu... begitu mudahnya,” ujar Steve Robinson yang terapung-apung 354 kilometer dari bumi.
Reparasi yang dilakukan Robinson memang menjadi salah satu bagi-an suksesnya misi Discovery selama 14 hari. Selasa pekan lalu, di pagi buta, pesawat itu mendarat mulus di Pang-kalan Udara Edwards di California, Amerika Serikat—persis se-perti yang diharapkan dalam upacara de-ngan sepotong roti dan garam ala Rusia. ”Kami senang bisa kembali,” kata Collins, ”Kami membawa pulang pesawat itu utuh.” Meskipun selamat, tanda tanya besar masih menyeli-muti burung besi pengembara jagat itu. Setelah 2,5 tahun mempermak pesawat ini dan menghabiskan US$ 1 miliar (Rp 9,8 triliun), NASA mengaku telah mendesain ulang 15 bagian, tetap saja pesawat ini membuat miris. Video menunjukkan busa penahan panas berjatuhan.
Sebelumnya, kala proses uji coba dilakukan, NASA yakin bahwa masalah busa di tangki bahan bakar akan teratasi. Mereka telah membuat busa yang lebih ringan sehingga tak mudah jatuh. ”Nyatanya,” kata Manajer Operasi Penerbangan Discovery, John Shannon, ”kami salah.” Ada busa seberat 0,4 kilogram—30 kali dari batas yang ditoleransi -untuk terlepas.
Busa lepas adalah peristiwa yang acap terjadi. Kejadian itu pernah terjadi pada sembilan dari 10 penerbang-an Columbia pada 1997 dan 1998. Bahkan, dalam sebuah peluncuran Columbia, terjangan busa yang lepas ini membuat 100 keping keramiknya lepas. Ketika itu, urusan busa dianggap tidak akan mengancam ke-selamatan. Baru setelah Columbia meledak, persoalan menjadi serius.
Setelah kejadian itu, pertanyaan besar menggantung pada burung-burung besi NASA lainnya. Apakah mereka akan selamat seperti Disco-very? Catatan buruk—dalam 24 tahun ini sudah dua pesawat ulang-alik yang hancur—itu membuat orang ber-tanya-tanya, apakah proyek ini akan diteruskan atau tidak.
Administrator NASA, Michael Griffin, mengatakan, proyek pesawat ulang-alik berikutnya, yakni Atlantis, yang rencananya diluncurkan September ini, belum bisa dipastikan. NASA, kata dia, masih akan bekerja keras. Konon, NASA akan mendesain ulang tangki bahan bakar. Busa yang menutupinya juga akan dipasang secara manual; tak lagi menggunakan mesin seperti sekarang ini. Metode itu diyakini lebih menjamin keselamatan.
”Kami mempunyai proyek pembangunan (Stasiun Antariksa Internasional) dan kami membutuhkan pesawat ulang-alik,” kata Griffin, ”namun kami tidak akan terbang sampai kami siap.”
Untung Widyanto (Time, NASA, CNN, VOA)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo