Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Selamat Tinggal Malaria

Dosis tunggal tafenoquine mampu membunuh parasit Plasmodium vivax penyebab malaria.

2 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dosis tunggal tafenoquine mampu membunuh parasit Plasmodium vivax penyebab malaria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekitar 40 persen populasi dunia berisiko terserang Plasmodium vivax, satu dari empat spesies parasit malaria. Parasit ini biasanya bersembunyi dan tidur di dalam hati untuk jangka waktu cukup lama. Beberapa pekan, bahkan beberapa bulan kemudian, P. vivax bangun setelah gejala infeksi primer berhenti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemampuannya untuk berada pada fase hypnozoites (tahap tidur) membuat P. vivax sulit dibasmi ketimbang jenis parasit lain, P. falciparum. Selama ini, beberapa program pengendalian malaria intensif berhasil mengurangi P. falciparum, tapi tidak dengan P. vivax.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di daerah endemis, P. vivax menjadi penyebab utama morbiditas pada anak-anak dan remaja. Parasit ini mengakibatkan demam tinggi yang membuat anak-anak mengalami anemia dan rentan terhadap penyakit lainnya.

Kebanyakan obat malaria yang ada hanya mampu mencegah pada tahap awal infeksi, tapi tak ada yang efektif pada masa aktif P. vivax. Lebih dari 60 tahun, penanggulangan parasit P. vivax dengan cara memberi chloroquine. Setelah itu, pasien diberi primaquine untuk menghilangkan hypnozoites.

Butuh waktu sekitar 14 hari agar primaquine efektif bekerja. Biasanya pasien merasa kondisi tubuhnya lebih baik setelah diberi primaquine. Akibatnya, mereka jarang mau menyelesaikan program penyembuhan, dan infeksi dari parasit P. vivax pun kambuh.

Kini, ada pengobatan yang lebih simpel untuk mencegah bangkitnya P. vivax. GlaxoSmithKline (GSK), perusahaan farmasi multinasional yang bermarkas di Brentford, London, Inggris, mengembangkan Krintafel, obat turunan 8-aminoquinoline atau dikenal dengan nama tafenoquine.

Tafenoquine berhasil mencegah infeksi P. vivax kambuh pada tiga dari empat pasien. Atas hasil positif itu, badan pengawas obat Amerika Serikat pun telah menyetujui pemakaian tafenoquine pada pasien yang terserang malaria dua pekan lalu.

Dalam studi sebelumnya, yang melibatkan lebih dari 4.000 pasien, dosis tunggal 300 miligram tafenoquine yang diberikan kepada pasien terbukti ampuh menghentikan siklus hidup P. vivax di semua fase, termasuk hypnozoites.

Tafenoquine pertama kali ditemukan pada 1978 oleh para ilmuwan di Walter Reed Army Institute of Research. Namun baru pada 2008 tafenoquine dikembangkan secara serius oleh GSK bekerja sama dengan lembaga non-profit Medicines for Malaria Venture (MMV).

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal The Lancet, disebutkan bahwa dosis tunggal tafenoquine 300 mg mampu mengurangi risiko parasit P. vivax bangkit dalam enam bulan pengobatan. Hanya 10 persen pasien yang kambuh setelah diberi dosis tunggal tafenoquine. Sedangkan pasien yang hanya diobati dengan chloroquine, sebanyak 60 persennya kambuh.

Penelitian lebih lanjut penting dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan tafenoquine aman. Sebab, seperti primaquine, tafenoquine memiliki dampak buruk terhadap pasien dengan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD deficiency), kelainan gen pada kromosom X yang mempengaruhi sel darah merah.

Seandainya uji klinis berikutnya dapat membuktikan bahwa tafenoquine aman dan efektif digunakan, obat ini dapat dikonsumsi secara luas oleh pasien yang membutuhkannya. Pada akhirnya diharapkan tafenoquine dapat menjadi senjata ampuh dalam membasmi malaria.

GlaxoSmithKline akan mendapat izin penjualan tafenoquine di Brasil dan negara tempat malaria mudah berkembang yang disebabkan oleh parasit P. vivax. GSK akan menjual tafenoquine dalam bentuk tablet dengan harga terjangkau untuk beberapa negara berkembang lainnya. GSK.COM | GRAPHIC NEWS | FIRMAN ATMAKUSUMA


Dosis Tunggal Pembasmi Malaria

Badan obat-obatan Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan dosis tunggal obat antimalaria untuk mencegah bangkitnya parasit malaria Plasmodium vivax. Dosis tunggal GlaxoSmithKline Krintafel (tafenoquine) mampu mencegah infeksi malaria kambuh pada tiga dari empat pasien yang menjalani pengobatan.
1. Nyamuk menggigit manusia dan memasukkan parasit Plasmodium vivax ke dalam tubuh. Bibit parasit tersebut lantas masuk ke dalam aliran darah.
2. Bibit parasit menyerbu sel hati.
3. Dalam dua atau tiga pekan, bibit parasit berkembang biak hingga berjumlah puluhan ribu merozoites.
4. Merozoites menginfeksi sel darah merah.
5. Ketika satu parasit masuk ke dalam sel darah, ia akan membelah diri menjadi banyak dan menghasilkan schizonts, yang mengandung lebih banyak merozoites.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus