Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sidik Jari untuk Semua Akun

7 Desember 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERAPA jumlah akun yang Anda miliki? Surat elektronik, media sosial, blog, situs internal kantor, atau akun lain yang menyimpan data dan rekening pribadi perbankan serta perusahaan, semua membutuhkan nama dan kata kunci untuk mengaksesnya. Tak banyak orang punya kemampuan mengingat semua kata kunci itu, apalagi jika berjumlah belasan.

Andre Susanto, 21 tahun, mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung angkatan 2012, mengaku kerap mendapati orang kebingungan karena lupa kata kunci akun mereka sendiri. "Tiba-tiba saja saya kepikiran membikin alat yang belum pernah dibuat itu," kata Andre, Kamis pekan lalu. Bersama teman seangkatannya, Tony, pada awal 2015, Andre mulai membangun alat itu. "Kami ingin membuat pengingat password dengan keamanan tinggi tapi praktis digunakan dan portabel," Tony menambahkan.

Awal November lalu, perangkat yang diberi nama Biopass ini mereka perkenalkan. Biopass salah satu dari sepuluh karya yang lolos di ITB Innovators Expo periode Oktober 2015. Sementara selama ini orang mengakses akun dengan mengetik secara manual di kolom nama dan kata kunci, dengan Biopass, pengguna cuma perlu menempelkan jarinya pada alat pemindai sidik jari. Mereka tak perlu khawatir meninggalkan jejak atau kata kuncinya diketahui orang lain lantaran tak sengaja mengklik fitur remember password yang dimiliki semua browser.

Prinsip kerja alat ini berbeda dengan pendeteksi sidik jari untuk keamanan mengakses perangkat telepon seluler pintar atau komputer. Biopass berbentuk kotak berukuran 8 x 5 x 2,5 sentimeter dengan berat sekitar 3 ons yang mampu mengingat 16 akun beserta kata kuncinya. Cuma perlu mencolokkannya ke lubang USB di laptop atau komputer personal (PC) untuk menggunakannya.

Tidak ada masalah jika harus berpindah-pindah komputer. Kotak kecil itu sudah dilengkapi program installer Biopass—programnya juga dibuat sendiri oleh Andre dan Tony. Andre menjelaskan, alat ini akan sangat berguna bagi orang yang bekerja dengan sistem keamanan tinggi, seperti di perbankan. "Saat ini ada perusahaan di Singapura yang tertarik menggunakan alat kami," ucapnya.

Andre menjamin data dalam Biopass ­terenkripsi secara baik. Nama akun beserta kata kunci yang tersimpan di sana tidak akan bisa disedot perangkat lain dan hanya bisa diakses dengan memindai sidik jari pemiliknya.

Saat ini mereka tengah merancang ulang kemasan Biopass agar lebih kecil dan tampak elegan. Biaya pembuatan alat itu, kata Tony, Rp 500 ribu. Paling besar untuk membeli alat pemindai sidik jari buatan Cina, Rp 400 ribu. Komponen elektronik lain yang digunakan di antaranya microcontroller dan kotak plastik untuk amplifier yang mereka ubah bentuknya. "Dipoles sedikit lagi, Biopass sudah bisa diproduksi massal," ujar Andre.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus