Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amarulla Octavian, buka suara terkait kebijakan baru lembaganya yang memicu protes dari sebagian besar peneliti di daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebijakan baru yang akan diterapkan pada 2 Januari 2025 ini mengharuskan seluruh periset yang tersebar di berbagai daerah untuk pindah ke homebase unit penelitian masing-masing sesuai penempatan dan kepakarannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amarulla menjelaskan, homebase pusat ini tidak hanya berada di Jakarta. “Jadi BRIN itu tidak ada pemahaman mengenai sentralisasi, yang ada itu adalah pusat keunggulan, center of excellence,” kata Amarulla ditemui usai acara di Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat, Selasa, 19 November 2024.
Amarulla menjelaskan, pusat keunggulan tersebut didirikan sesuai fokus riset masing-masing, seperti riset pertambangan di Lampung, riset pertanian di Yogyakarta, dan seterusnya. Ia membantah anggapan bahwa seluruh peneliti harus dipusatkan di Jakarta. “Jadi tidak benar kalau bahwa ada sentralisasi kemudian semuanya harus ke Jakarta. Tidak,” tuturnya.
Kebijakan ini, menurut Amarulla, mengharuskan para periset untuk berkumpul di pusat keunggulannya masing-masing. “Nah itu ya, jadi sama seperti misalnya negara atau pemerintah dapat menetapkan pusat riset atau pusat keunggulan nanoteknologi adalah ITB. Silahkan seluruh Indonesia yang mau belajar tentang nanoteknologi ya ke ITB,” tuturnya.
Kebijakan ini, kata Amrulla, bertujuan meningkatkan kapasitas para peneliti dengan dukungan fasilitas yang sama dan lebih terpusat. Dengan anggaran yang terbatas, konsentrasi fasilitas di pusat-pusat unggulan dinilai sebagai langkah strategis.
“Karena anggaran BRIN terbatas, anggaran negara, anggaran pemerintah juga terbatas, maka dipusatkan di pusat keunggulan masing-masing. Nah para riset silakan datang ke sana, dikumpulkan ke sana untuk mengembangkan ilmunya,” kata Amrulla.
“Nanti kalau anggaran sudah banyak, anggara negara pemerintah banyak, ya dibuat lagi pusat keunggulan yang sama di Kalimantan, di Sulawesi, dan lain sebagainya. Nah inilah sebetulnya upaya BRIN, upaya-upaya cerdas untuk menyiasati keterbatasan anggaran tapi dihadapkan pada rencana-rencana riset yang berkualitas,” tambah Amrulla.