Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

AS Setujui Ukraina Serang Rusia dengan Rudal Balistik ATACMS, Ini Spesifikasinya

Rudal ATACMS telah digunakan oleh militer AS dalam beberapa operasi besar, termasuk Operasi Badai Gurun (1991) dan Operasi Pembebasan Irak (2003).

19 November 2024 | 06.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rudal ATACMS (Knowinsiders)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden pada masa-masa terakhir pemerintahanya menyetujui penggunaan rudal balistik yang disuplai Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Rusia, yaitu Army Tactical Missile Systems atau ATACMS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip The New York Times, Senin, 18 November 2024, keputusan ini menandai perubahan kebijakan signifikan dalam respons AS terhadap invasi Rusia ke Ukraina, yang sebelumnya menahan persetujuan penggunaan rudal tersebut untuk menyerang wilayah Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa itu ATACMS? 

ATACMS (dilafalkan “attack ’ems”), yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS, Lockheed Martin, adalah jenis rudal balistik jarak pendek yang dirancang untuk menghancurkan target dengan akurasi tinggi. Bergantung pada modelnya, rudal ini dapat menjangkau target hingga 190 mil (300 kilometer) dengan hulu ledak yang mengandung sekitar 375 pon bahan peledak. 

Rudal ini lebih unggul dibandingkan roket artileri, karena memiliki lintasan terbang yang jauh lebih tinggi dan jarak tempuh yang lebih jauh. ATACMS dapat diluncurkan menggunakan peluncur HIMARS yang telah disuplai oleh AS ke Ukraina, serta peluncur M270 yang lebih tua dari Inggris dan Jerman.

Keputusan AS untuk mengizinkan penggunaan ATACMS oleh Ukraina merupakan hasil dari tekanan panjang yang diterima dari pemerintah Ukraina, yang selama ini telah melobi Washington agar diberikan izin untuk menggunakan rudal tersebut dalam operasi militer melawan pasukan Rusia.

Presiden Volodymyr Zelensky telah lama meminta senjata yang dapat menghantam lebih dalam ke wilayah Rusia sebagai bagian dari strategi serangan balasan terhadap agresi Rusia yang terus berlanjut. Dengan persetujuan ini, Ukraina kini dapat menggunakan ATACMS untuk mendukung pasukannya di wilayah Kursk, Rusia barat, yang menjadi titik fokus serangan besar-besaran yang direncanakan oleh pasukan Rusia dan Korea Utara.

Pemerintahan Biden, meskipun mendukung Ukraina, sebelumnya menahan persetujuan penggunaan ATACMS di dalam wilayah Rusia karena khawatir hal tersebut bisa memicu eskalasi yang lebih besar, bahkan berpotensi memicu Perang Dunia III. Gedung Putih mengungkapkan kekhawatirannya bahwa serangan yang lebih dalam ke wilayah Rusia bisa memperburuk ketegangan antara AS dan Rusia, yang sudah semakin memanas sejak dimulainya invasi besar-besaran pada Februari 2022.

Presiden Biden sendiri mengungkapkan bahwa kebijakan ini diambil untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan Rusia, namun dengan kehati-hatian untuk menghindari konflik yang lebih luas.

Zelensky menyambut baik keputusan ini, meskipun ia menegaskan bahwa Ukraina tidak memiliki niat untuk menyerang kota-kota Rusia atau menargetkan warga sipil. Dalam pidato malamnya, Zelensky menyatakan bahwa pembatasan AS terhadap penggunaan ATACMS telah dicabut tanpa memberikan konfirmasi resmi, dengan menyatakan, “Hal-hal semacam ini tidak diumumkan. Roket akan berbicara sendiri.”

Bagaimana sejarah rudal ATACMS?

ATACMS pertama kali dikembangkan pada 1980-an oleh Amerika Serikat untuk menghancurkan target bernilai tinggi di belakang garis musuh Soviet. Rudal ini dirancang sebagai senjata berpemandu yang lebih presisi dibandingkan dengan bom konvensional yang digunakan pada saat itu. 

ATACMS telah digunakan oleh militer AS dalam beberapa operasi besar, termasuk Operasi Badai Gurun pada 1991 dan Operasi Pembebasan Irak pada 2003. Pada operasi-operasi tersebut, ATACMS digunakan untuk menghancurkan peluncur rudal balistik jarak menengah dan situs rudal permukaan ke udara di Irak.

Namun, Pentagon kemudian membatasi penggunaan amunisi kluster pada ATACMS karena sering kali meninggalkan sisa-sisa yang berbahaya di medan perang, yang dapat membahayakan tentara dan warga sipil setelah pertempuran berakhir.

Dengan disetujuinya penggunaan ATACMS oleh Ukraina, sejumlah ratusan rudal ATACMS kini telah disuplai oleh AS, meski belum jelas berapa banyak yang tersisa untuk digunakan dalam serangan di wilayah Kursk. 

Meski demikian, keputusan ini diperkirakan akan memperkuat kemampuan Ukraina untuk merespons serangan besar-besaran yang direncanakan oleh Rusia dan pasukan Korea Utara di wilayah Kursk, serta memberikan dukungan yang lebih besar terhadap serangan balasan Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang telah diduduki oleh Rusia sejak awal invasi.

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus