Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Day 2018, yang bertujuan sebagai sosialisasi upaya penanggulangan perubahan iklim.
Baca: Susi Pudjiastuti: Dampak Laut pada Perubahan Iklim Lebih Besar
Baca: Hutan Adat Salah Satu Cara Cegah Perubahan Iklim
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
‘"Komitmen Indonesia menangani perubahan iklim, kita tindak lanjuti melalui implementasi kebijakan dan rencana aksi yang komprehensif. Sebagai sistem integrator, Bappenas berperan untuk memastikan upaya tindak lanjut komitmen tersebut dengan pendekatan holistik, integratif, tematik, dan spasial," ujar Sekretaris Utama Bappenas Gellwynn Jusuf, dalam keterangan yang diterima Tempo, 31 Juli 2018.
Sosialisasi itu dilakukan oleh satuan kerja (satker) ICCTF melalui implementasi program di berbagai daerah di Indonesia dengan tema ‘"Best Practices Collaboration on Indonesia Low Carbon Development Plan".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ICCTF menampilkan pameran hasil pencapaian program dan pameran foto ICCTF Day 2018 dengan diskusi panel Arah Kebijakan dan Potensi Pendanaan untuk Renewable Energy dalam Mendukung Low Carbon Development Plan, serta talkshow program ICCTF-USAID dan UKCCU di Gedung Saleh Afiff, Bappenas, Jakarta.
"Untuk memobilisasi semua bentuk dukungan pendanaan termasuk blended finance baik dari pemerintah maupun non-pemerintah, maka ICCTF dibentuk. Dengan demikian, semua dukungan pendanaan dapat terkoordinasi efektif dan berkelanjutan,” kata Gellwynn.
Sementara Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin Rudiyanto menyambut baik gelaran ICCTF Day 2018. "Inisiatif kegiatan ini sangat baik dan dapat menjadi salah satu sarana untuk menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia dalam menangani dan menanggulangi perubahan iklim," lanjut Arifin.
Sejak 2010, ICCTF telah mendanai 76 kegiatan mitigasi berbasis lahan, adaptasi perubahan iklim, dan energi yang tersebar di seluruh Indonesia. Kegiatan yang dilakukan termasuk peningkatan tata kelola hutan dan lahan gambut, peningkatan ketangguhan dan kapasitas adaptif masyarakat lokal, peningkatan ekonomi lokal, penguatan kapasitas masyarakat, serta pengembangan kebijakan dan peraturan.
Ajang ini, kata Arifin, juga dapat menjadi pembelajaran bersama bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan faktor kunci kesuksesan penanganan masalah perubahan iklim di Indonesia. Direktur Eksekutif Sekretariat ICCTF Tonny Wagey mengatakan ICCTF akan terus berinovasi mengembangkan skema pendanaan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga dapat mendukung pemerintah dalam mencapai target di 2025.
"Kegiatan ICCTF tidak semata berkontribusi pada penurunan emisi GRK, melainkan juga pada aspek penting lainnya, sebagai contoh berkaitan dengan ekosistem pesisir dan laut," tambah Tonny. "Ke depan, ICCTF akan mengembangkan dua potensi utama yang belum dimanfaatkan secara optimal yaitu, pengembangan energi terbarukan dan blue carbon".
Dalam penanganan perubahan iklim, Tonny berujar, ICCTF berfokus pada mitigasi berbasis lahan, serta peningkatan adaptasi dan ketangguhan. Salah satu fokus area yang masih perlu diperkuat dan dikembangkan ICCTF adalah energi terbarukan dan kelautan-perikanan.
Melalui upaya transformasi kelembagaan yang sistematis, sinergi dan koordinasi dengan seluruh elemen baik pemerintah maupun swasta, Tonny berharap ICCTF dapat menjadi salah satu lembaga pendanaan perubahan iklim yang diakui secara nasional maupun internasional.