Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Tentara Terampil Cara Irit

21 April 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Latihan menembak tanpa peluru sungguhan mungkin dirasa kurang gereget untuk kaliber prajurit profesional. Tapi berapa banyak peluru-sekalipun peluru hampa-harus dihamburkan untuk mengasah kemampuan menembak?

Kebutuhan Inilah yang melatarbelakangi riset bareng Tentara Nasional Indonesia dan Universitas Surya, Tangerang, Banten. Keduanya mengembangkan prototipe senapan serbu beramunisi laser untuk fasilitas latihan. "Jadi bisa lebih irit sehingga latihan menembak untuk prajurit bisa dilakukan sesering mungkin," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman.

Senapan ini dipamerkan Budiman dengan bangga di markasnya, Senin dua pekan lalu. Diklaim bukan cuma mengejar irit, senapan-senapan serbu replika dari SS1 dan SS2 buatan Pindad serta M4 asal Amerika Serikat itu juga canggih karena telah ditanamkan data perilaku senapan serbu aslinya.

Hasilnya, bukan cuma ukuran, berat senapan hingga presisi laser yang disemburkan pun mampu mengikuti trayektori peluru asli dari senapan sungguhan. Papan sasarannya juga bukan papan sembarangan karena terkoneksi ke komputer. "Nanti bisa ketahuan presisi atau tidaknya tembakan seorang prajurit," ujar Budiman.

Direktur Center for Innovative Learning Universitas Surya, Syailendra Harahap, menjelaskan, riset senapan laser ini sudah dilakukan sejak enam bulan lalu. Karena replika, senapan dirancang tak bisa digunakan untuk menembakkan amunisi. Gantinya adalah pemancar sinar laser dan "otak" berupa beberapa cip mikro.

Cara kerjanya: senapan ditembakkan ke sasaran berupa papan berukuran 1 x 1 meter yang sudah dipasangi sensor kamera yang bisa menangkap tembakan sinar laser. Jika mengenai papan, hasil tembakan akan muncul di layar komputer.

Syailendra mengatakan senapan ini mengadopsi model yang dibuat di Amerika. Namun, dia memastikan, tim juga membuat pengembangan pada kemampuan senapan dan papan penerima sinar laser. Misalnya, sebelum memasang sinar laser, tim riset lebih dulu mengukur dan memperhitungkan kemampuan tembak dari ketiga jenis senapan asli dengan peluru sungguhan.

Proses senapan menembakkan peluru dan tingkat presisi senjata tersebut seluruhnya direkam dan datanya dimasukkan ke tiap replika. "Jadi setiap senapan itu punya karakter masing-masing," kata Syailendra. Dia menambahkan, "Riset juga kami lakukan pada lasernya sehingga, ketika tiga senapan ditembakkan sekaligus, bisa dibedakan satu per satu hasilnya."

Saat dipamerkan, senapan laser diakui belum sempurna dan harus disempurnakan sebelum bisa digunakan. Ihwal nilai pengembangan itu, baik Budiman maupun Syailendra menolak menjelaskan. Tapi, yang jelas, senapan serbu laser ini adalah bagian dari 15 produk riset TNI Angkatan Darat-Universitas Surya beranggaran total Rp 31 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus