Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menunjukkan tren lonjakan dalam tiga hari setelah larangan mudik berakhir sejak 17 Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Trennya meningkat lagi ya, tapi itu tidak harus dikaitkan dengan mudik lebaran karena transmisi di DIY memang sudah tinggi," ujar Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad, Kamis, 20 Mei 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY mengumumkan hanya selama tiga hari terakhir, 18-20 Mei, jumlah kematian ada 23 kasus. Sedangkan selama masa larangan mudik (6-17 Mei) total kematian 89 kasus.
Kurun tiga hari terakhir kasus Covid-19 harian di DIY juga mulai tembus di atas 200 kasus lagi. Berbeda saat libur lebaran lalu yang hariannya rata rata masih 100 lebih kasus.
"Penambahan kasus meninggal hari ini (20/5) saja sebanyak 10 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 1099 kasus," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih.
Berty mengatakan selama dua hari terakhir, 19-20 Mei, total kasus Covid baru di DIY ada sebanyak 496 kasus. Sedangkan akumulasi total kasus terkonfirmasi Covid di DIY sebanyak 42.793 kasus di mana kasus sembuh sebanyak 39.323 kasus.
Berty menduga lonjakan kasus pasca lebaran ini kemungkinan dipicu dengan mobilitas warga yang lebaran kemarin juga tinggi. "Seperti hukum alam, mobilitas naik, maka kasus akan naik," kata dia.
Sebanyak 10 kasus kematian akibat Covid-19 di DIY hari ini masih didominasi dari Kabupaten Sleman sebanyak tujuh kasus kematian, dan Kota Yogya, Kabupaten Bantul serta Kulon Progo masing-masing satu kasus kematian.