Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau pergerakan bibit siklon tropis yang mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia akhir-akhir ini. Merujuk keterangan resmi yang dirilis BMKG pada pukul 10.00 WIB Senin pagi, 10 Februari 2025, ada tiga fenomena siklon yang sedang aktif sekitar Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siklon Tropis Taliah, merujuk informasi tersebut, terpantau berada di Samudera Hindia. Titik pusatnya berada 1.580 kilometer di arah barat daya Bengkulu. Siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 35 knots atau 65 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 995 hektopascal (hPa).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kecepatan angin maksimum Taliah diprediksi akan meningkat dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat–barat daya, menjauhi Indonesia,” begitu bunyi keterangan resmi BMKG.
Ada juga bibit siklon 96S yang terdeteksi di sebelah selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), atau di Samudra Hindia barat Australia Barat. Kecepatan angin maksimum bibit siklon ini 25 knots atau 46 kilometer per jam dengan tekanan minimum sekitar 998 hPa. BMKG memperkirakan bibit siklon ini bakal menjadi siklon tropis berkategori sedang hingga tinggi dalam 24–72 jam ke depan.
Bergeser ke Laut Cina Selatan, BMKG juga mengamati bibit siklon tropis 93W. Dengan kecepatan angin maksimum 15 knots atau 28 kilometer per jam, serta tekanan 1007 hPa, BMKG menyebut potensi pertumbuhan bibit siklon ini tergolong kecil.
Dampak Tiga Fenomena Siklon
BMKG mencatat ketiga sistem siklon ini bisa berdampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca daratan dan perairan di Indonesia pada 10-11 Februari 2025. Siklon Taliah, sebagai contoh, meningkatkan gelombang laut hingga rata-rata 2,5 meter di Samudra Hindia barat Lampung.
Bibit siklon 93W juga memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Kalimantan Utara, serta gelombang tinggi maksimal 4 meter di Perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna. Tinggi gelombang juga bisa mencapai 6 meter di Laut Natuna Utara.
Adapun bibit siklon 96S memicu hujan deras di wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali. Calon siklon ini juga yang menyebabkan angin kencang di Bali. Stasiun Meteorologi Ngurah Rai mencatat 96S sempat membuat kecepatan angin di Pulau Dewata melonjak hingga 40 knot atau 74 kilometer per jam. Angin kencang itu tercatat pada pukul 06.39 WITA, Senin pagi.