Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Top 3 Tekno Berita Kemarin: Penggalian Candi di Kumitir dan Cegukan

Penemuan candi di Situs Kumitir diaku mengejutkan sekaligus monumental.

10 Agustus 2020 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ekskavasi situs di kebun tebu di Desa Kumitir, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Agustus 2020. Di situs seluas total enam hektare itu diduga terkubur candi pendharmaan atau makam satu raja dari era Kerajaan Singasari dan Majapahit. FOTO/BPCB JAWA TIMUR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Minggu 9 Agustus 2020, diisi oleh artikel tentang penggalian atau ekskavasi situs Kumitir di desa dengan nama yang sama di Mojokerto, Jawa Timur. Penggalian melanjutkan yang pernah dilakukan Oktober tahun lalu saat didapati struktur talut dari bata sepanjang 187 meter. Diduga itu adalah bagian dari candi pendharmaan yang berasal dari masa Kerajaan Majapahit di abad ke-14.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Artikel kedua adalah informasi kasus cegukan yang dialami seorang pria di Cook County, Illinois, Amerika Serikat. Pria itu memeriksakan diri untuk cegukan yang terjadi tanpa henti selama empat hari dan dokter menemukan infeksi virus corona Covid-19 dalam tubuhnya. Uniknya, tak ada gejala apapun yang selama ini dikenal untuk infeksi virus itu pada diri si pasien.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Artikel ketiga masih terkait Covid-19, yakni pengembangan vaksinnya. Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio bicara vaksin Covid-19 yang ideal di Indonesia, mulai dari imunitasnya sampai soal halal. Sayangnya, tidak semua aspek, menurut Amin, bisa dipenuhi.

Berikut ini Top 3 Tekno Berita Kemarin, Minggu 9 Agustus 2020, selengkapnya,

1. Ekskavasi Situs Kumitir Dilanjutkan, Daftar Candi Majapahit Bakal Bertambah

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur melanjutkan ekskavasi atau penggalian atas situs di Desa Kumitir di Trowulan, Mojokerto. Diduga situs seluas enam hektare ini mengubur candi pendharmaan atau makam Mahisa Cempaka atau Narasingamurti, Raja Singasari yang meninggal setelah 1268 M.

"Ini adalah temuan mengejutkan," kata Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog yang memimpin tim ekskavasi Situs Kumitir saat dihubungi, Minggu 9 Agustus 2020.

Wicaksono menerangkan, sejumlah candi peninggalan Singasari atau Majapahit yang ada saat ini berasal dari temuan di masa penjajahan Belanda. Dia menyebut di antaranya Candi Tikus dan Wringin Lawang. Itu sebabnya, Wicaksono menilai penemuan sekarang monumental.

2. Cegukan Gejala Baru Covid-19? Simak yang Terjadi dalam Kasus Ini

Sebuah kasus yang baru dipublikasikan dalam American Journal of Emergency Medicine menduga cegukan yang persisten atau hiccoughs bisa jadi gejala baru Covid-19. Dalam kasus itu, seorang pria berusia 62 tahun dilaporkan datang ke instalasi gawat darurat Cook County Health, Illinois, Amerika Serikat, setelah mengalami empat hari cegukan tanpa henti dan kehilangan berat badan hingga 12,5 klogram dalam empat bulan.

Dua dokter peneliti di rumah sakit itu itu, Garret Prince dan Michelle Sergel, melukiskan pria itu tak memiliki demam, hidung tersumbat, radang tenggorokan, sakit pada dada, atau sesak napas. Tidak ada padanya gejala infeksi virus corona seperti yang ada dalam daftar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Ilustrasi cegukan. Freepik.com

Masalah medis yang ada padanya kelihatannya diabetes, hipertensi, dan penyumbatan koroner. Pemeriksaan fisik yang kemudian dilakukan juga tak mengungkap banyak. Temperatur tubuhnya 37,3 derajat Celsius, belum tergolong demam. Tapi dokter rumah sakit itu tak berani membiarkannya pulang. 

3. Direktur Eijkman Bicara Vaksin Covid-19 Ideal, dari Imunitas Sampai Halal

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio bicara vaksin Covid-19 yang ideal di Indonesia. Menurutnya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pengembangan vaksin itu mulai dari imunitasnya sampai soal halal.

"Sebagai gambaran umum bagaimana situasi yang harus kita hadapi bersama terkait dengan pengembangan vaksin di Indonesia, antara lain dari sudut imunitasnya kalau bisa sekali suntik," kata Amin dalam webinar bertema Ilmuwan Merespons Pandemi, Jakarta, Sabtu 8 Agustus 2020.

Selain bisa sekali suntik atau antibodinya bisa bertahan seumur hidup, vaksin juga diharapkan efektif untuk semua umur. "Ini kita harapkan dari bayi sampai orang tua, idealnya begitu. Tapi tidak selalu bisa berhasil," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus