Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DARAH cadangan sering menjadi persoalan dalam operasi atau bedah besar di rumah sakit. Ada kalanya operasi ditunda lantaran pasien belum mendapatkan darah cadangan. Hal semacam ini sering terjadi pada pasien bergolongan darah langka, karena tak mudah mendapatkan donor.
Bagi yang sering mengalami persoalan semacam itu, kini ada kabar baik dari Universitas Strathclyde, Glasgow. Para peneliti di sana berhasil menciptakan alat sederhana yang mampu "mendaur ulang" darah pasien selama operasi. Mereka menamainya HemoSep. Ini perangkat berbasis teknologi autotransfusi untuk mengumpulkan, mengolah, dan memasukkan kembali darah yang tumpah selama operasi ke tubuh pasien.
HemoSep memiliki mesin pengaduk ringan untuk menjaga agar darah tidak membeku. Namun perangkat utamanya adalah kantong plastik khusus, tempat darah yang tumpah ditampung. Seperti sebuah spons kimiawi, kantong ini mampu menyerap plasma yang tak diinginkan, yang telah mengotori darah selama operasi. Komponen utama "spons" ini adalah selaput polikarbonat canggih yang berfungsi sebagai penyaring. Membran ini meloloskan plasma untuk dibuang, tapi menahan komponen-komponen penting dari darah, seperti protein dan zat pembeku.
"HemoSep mengurangi kebutuhan darah donor sekaligus meminimalkan risiko transfusi," ujar Profesor Terry Gourlay, kepala tim peneliti.
Dalam uji klinis di Rumah Sakit Universitas Kirikkale, Ankara, Turki, terhadap 100 pasien operasi jantung terbuka, para ahli menyimpulkan metode ini mampu menurunkan reaksi inflamasi atau peradangan yang sering muncul pascapembedahan. Yang paling penting, alat ini secara drastis mengurangi kebutuhan darah donor dari orang lain. Ini berarti risiko efek samping transfusi, seperti kontaminasi, penularan penyakit, dan imunosupresi atau melemahnya sistem kekebalan tubuh, bisa dihindari.
"Teknologi ini mampu dengan cepat dan aman memulihkan protein substansial, mengatasi faktor pembekuan dan sel konsentrat untuk semua jenis prosedur operasi jantung," ujar Profesor Serdar Gunaydin, Kepala Bedah Jantung di Universitas Kirikkale.
Alat ini telah lolos uji di Kanada dan mendapat label CE, artinya sudah bisa dijual sebagai perangkat kesehatan. Lisensi alat ini dipegang oleh Advancis Surgical Ltd, yang rencananya akan mulai menjualnya di Eropa. Teknologi ini juga diharapkan bisa diadaptasi untuk operasi jantung terbuka pada anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo