Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tujuh Spesies Burung Ini Tak Bisa Terbang

Semua jenis burung memiliki sayap, tapi bukan berarti mampu mengepakkan untuk terbang

5 Januari 2022 | 06.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Semua jenis burung memiliki sayap, tapi bukan berarti mampu mengepakkan untuk terbang. Sebagian di antara spesies itu ada yang mampu berlari cepat, bahkan juga bisa berenang dan menyelam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut tujuh spesies burung yang tidak bisa terbang:

  • Penguin

Penguin adalah spesies burung yang tidak bisa terbang, tapi mampu berenang dan menyelam. Mengutip All About Birds, penguin satu-satunya spesies burung yang tidak bisa melipat sayap. Itu karena tulang sayapnya menyatu lurus, seperti sirip. Tak hanya hidup di Antarktika, sebagian spesiesnya juga hidup di daerah beriklim sedang, yaitu penguin Galapagos, seperti dikutip dari Britannica.

  • Weka

Mengutip dari situs web Department of Conservation, bobot tubuh weka sebesar ayam. Sayapnya kecil, tidak bisa digunakan untuk terbang  Saat ini, The International Union for Conservation of Nature mendaftarkan mereka sebagai spesies rentan karena predator dan hilangnya habitat.

  • Burung unta

Burung unta tidak bisa terbang karena bobot tubuhnya yang terlalu besar dan sayapnya kecil.  Meskipun begitu, burung unta masih menggunakan sayapnya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, seperti dikutip dari situs web University of Washington,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertumbuhan tubuh burung unta bisa mencapai 2,75 meter. Dari keseluruhan anggota tubuhnya,  setengah tingginya adalah leher. Bobotnya mencapai bisa melebihi 150 kilogram, seperti dikutip dari Britannica.

  • Kiwi

Kiwi memiliki sayap kecil yang tersembunyi. Bulu sayapnya lembut berwarna abu abu dan kecokelat-cokelatan, seperti dikutip dari Britannica.  Spesies burung yang tidak bisa terbang ini termasuk dalam genus Apteryx yang hidup di Selandia Baru

  • Takahe

Mengutip dari Department of Conservation, burung takahe hewan endemik Selandia Baru. Takahe hidup di daerah padang rumput Pegunungan Murchison, Fiordland dan Taman Nasional Kahurangi. Takahe termasuk burung yang tidak bisa terbang, sayapnya pendek, kakinya besar, dan jarinya panjang. Takahe berstatus terancam punah. Pada 2020, populasinya hanya tersisa 445 ekor. Ancaman punah antara lain, karena persaingan untuk mendapat makanan.

  • Kasuari

Kasuari merupakan salah satu dari beberapa spesies burung besar yang tidak bisa terbang, seperti dikutip dari Britannica. Sayapnya kecil dengan bulu keratin yang keras. Meskipun tidak bisa terbang, kasuari mampu berlari sekitar 7,6 kilometer per jam. Kasuari juga dapat melompat jarak jauh. Tinggi tubuh kasuari rata-rata 1,5 meter. Kasuari memiliki cakar yang sangat tajam, panjangnya sekitar 10 sentimeter.

  • Emu

Mengutip BirdLife Australia, emu merupakan salah satu burung terbesar yang tidak bisa terbang. Burung emu memiliki kaki yang panjang dan kuat, bahkan mampu berlari sekitar 7,6 kilometer per jam. Emu hidup di seluruh sabana dan hutan di Australia, burung itu cenderung menghindari area yang gersang. 

WILDA HASANAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus