Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INGIN televisi setipis uang keping? Baru ada satu jenis TV seperti itu di pasar. Namanya TV organik, buatan Sony. Tebal layarnya hanya 3 milimeter.
Teknologi Organic Light Emitting Diode (OLED) berhasil membuat layar TV ini segepeng koin. OLED menghasilkan cahaya sendiri untuk menerangi gambar, sehingga tak perlu lampu belakang yang membuat layar jadi tebal seperti pada TV plasma atau LCD. Alhasil, lebih hemat listrik.
- Elektron mengalir dari katoda ke anoda melalui lapisan emisif dan konduktif.
- Ketika elektron meninggalkan lapisan konduktif, lapisan itu berlubang dan harus diisi elektron lain.
- Elektron yang datang belakangan mengisi lubang. Saat itulah cahaya memancar dan tayangan televisi terlihat.
Kualitas Gambar Dengan resolusi 960 x 540 piksel dan rasio kontras 1 juta banding 1, gradasi dan kejernihan gambar TV organik tak tertandingi teknologi TV lainnya.
Spesifikasi Lebar layar: tergantung model Konsumsi listrik: 45 watt Harga: Rp 15 juta (US$1.700)
Dari Fotofon ke Televisi
1880-1899 Gagasan tentang televisi mulai berkembang. Penemu telepon, Alexander Graham Bell, menciptakan fotofon (pengirim suara via cahaya), namun gagal mencari cara agar alat ini dapat mengantarkan gambar.
1900 Kata “televisi” diperkenalkan ilmuwan Rusia, Constantin Perskyi, dalam Kongres Listrik Internasional pertama di Paris, Prancis.
1924 John Baird (Skotlandia) membuat TV pertama. Tayangan berupa gambar siluet yang bergerak patah-patah.
1935 Tabung sinar katoda mulai dipakai untuk TV—yang baru ada 200 unit di dunia.
1937 Russell dan Sigurd Varian (Universitas Stanford) memperkenalkan klystron, penguat frekuensi yang menjadi cikal-bakal TV tanpa kabel.
1940 Peter Goldmark menciptakan TV warna.
1981 NHK (Jepang) mendemonstrasikan TV analog dengan ketajaman tinggi (HDTV), diikuti sistem HDTV digital sepuluh tahun kemudian.
2000-an Era TV digital, TV layar datar, TV LCD, dan TV plasma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo