Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Viral Pesan Plastik Oxium dari Singkong, Penjual Minta Maaf

Penjual kantong plastik oxium untuk daging kurban memberikan klarifikasi terkait informasi bahwa kantung tersebut terbuat dari singkong.

27 Juli 2019 | 10.33 WIB

Kantong plastik Oxium. Kredit: Istimewa
Perbesar
Kantong plastik Oxium. Kredit: Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Penjual kantong plastik oxium untuk daging kurban, Duddy Setiabudhi, memberikan klarifikasi terkait informasi bahwa kantung tersebut terbuat dari singkong .

"Menanggapi berita viral mengenai kantong kurban oxium yang dengan tanpa-sengaja salah sebut sebagai kantong dari singkong, saya Duddy, selaku reseller independen dari Greenhope mohon maaf atas kesimpang-siuran informasi tersebut," ujar Duddy, melalui pesan WhatsApp, Sabtu, 27 Juli 2019.

Sebelumnya, dalam pesan beredar itu disebutkan bahwa kantong plastik oxium mudah terurai ketika sudah berbaur dengan tanah, dan berbeda dengan kantong plastik di pasaran yang tidak bisa terurai. Kantong plastik itu disebut berbahan dasar singkong dan dapat digunakan untuk momentum Hari Raya Kurban.

Duddy, juga menjelaskan bahwa ia sebelumnya sudah melakukan klarifikasi dan selama tiga tahun menggunakan teknologi ecoplas atau plastik dari singkong untuk menutup tempat pembuangan akhir (TPA) di berbagai tempat.

"Agaknya hal tersebut sempat membuat kesalah-pahaman ketika saya meneruskan pesan WA dengan maksud untuk memasarkan kantong kurban yang menggunakan teknologi oxium atau plastik oxo-biodegradable," kata Duddy.

Selain itu, Duddy juga menyebutkan, teknologi oxium mampu mengurai plastik secara sempurna yang ditandai dengan berkurangnya bobot molekul plastik dan berubah menjadi H2O, CO2, dan biomassa jika terkena panas, UV, dan berbagai tekanan alam lainnya.

Teknologi ini, Duddy berujar, sudah diuji menggunakan standar ASTM D 6954, D 5208 dan D 3826, tersertifikasi SNI Ekolabel Ramah Lingkungan 7188:7, Ekolabel Singapura, Ekolabel Malaysia, juga paten Indonesia, Amerika dan Singapura. "Untuk itu kredibilitasnya tidak perlu diragukan lagi," tutur Duddy.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga sempat menanggapi pesan yang beredar itu. "(Informasi itu) salah. Plastik oxium tidak terbuat dari singkong," ujar Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Agus Haryono kepada Tempo, Kamis, 25 Juli 2019.

Agus juga menjelaskan bahwa kantong plastik Oxium adalah plastik konvensional yang ditambahkan aditif katalis yang memudahkan fragmentasi material plastik. Menurutnya, belum ada bukti yang meyakinkan bahwa plastik oxium dapat membantu lingkungan hidup.

"Justru banyak kajian yang mengkhawatirkan potensi oxium menambah timbulnya mikroplastik di lautan," tutur Agus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus