Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Peringatan Indonesia Friendship Day (IFD) 2022 atau Hari Persahabatan Indonesia yang digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo menampilkan pentas budaya. Salah satu yang ditampilkan adalah pagelaran wayang kulit virtual berbahasa Jepang dengan lakon “Bimo Bumbu”. Pagelaran itu dibawakan oleh Ki Dalang Rofit Ibrahim bersama Grup Hannajoss.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pementasan-pementasan budaya secara daring merupakan strategi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo sebagai bentuk diplomasi kebudayaan yang diusung dengan semangat pemajuan,” ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia Tokyo, Yusli Wardiatno di hadapan 350 peserta seperti dikutip di laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Selasa, 8 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Tri Purnajaya, secara resmi membuka IFD 2022. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit ini merupakan bagian dari kegiatan promosi dan pelayanan terpadu yang dipaketkan dalam satu kegiatan. Acara IFD 2022 merupakan hasil kerja sama antara KBRI Tokyo dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka.
"Ini IFD 2022 pertama dari beberapa kegiatan yang diprogramkan KBRI Tokyo. Grup Hannajoss pimpinan Ki Dalang Rofit Ibrahim telah berkontribusi secara aktif untuk memajukan seni dan budaya Indonesia di Jepang dan telah bermitra dengan KBRI Tokyo dan KJRI Osaka dalam berbagai kesempatan,” katanya. Ia yakin pagelaran tersebut tidak hanya menunjukkan kekayaan dan keragaman seni budaya Indonesia, tetapi juga akan mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang.
Atdikbud Yusli menambahkan bahwa pagelaran wayang kulit banyak menyimpan filosofi kehidupan bangsa Indonesia yang strategis untuk dikenalkan pada masyarakat Jepang. “Jadi, selain bagian dari upaya meningkatkan ketertarikan warga Jepang terhadap budaya Indonesia, ini juga sebagai diplomasi mengeratkan hubungan bilateral,” kata Yusli.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Osaka, Diana ES Sutikno, mengungkapkan bahwa hingga kini sudah ada 17 kelompok seni Indonesia di wilayah kerja KJRI Osaka di antaranya Kansai, Shikoku dan Chugoku. "Wayang kulit menjadi ruang kebebasan berekspresi dalam menjawab permasalahan dan tantangan saat ini,” ucap Diana.
Sebagian besar anggota kelompok tersebut, kata Diana, adalah orang Jepang yang memiliki ketertarikan terhadap Indonesia. Menurut dia, hal tersebut menjadi peluang untuk menunjukkan Indonesia memiliki banyak kesamaan minat yang dapat dibagi dengan masyarakat Jepang. “Hanajoss serta kelompok lainnya tetap menghidupkan pertunjukan budaya Indonesia di masa pandemi ini dengan protokol kesehatan yang ketat," papar Diana.
Sebelum dimulainya pagelaran wayang kulit, Grup Hannajoss menampilkan Tari Jathilan atau Kuda Lumping yang merupakan tarian tradisional asal wilayah Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Acara juga dimeriahkan oleh penampilan Tari Topeng Kelana dari salah satu mahasiswa anggota Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Osaka.
Ki Dalang Rofit Ibrahim menguraikan lakon “Bimo Bumbu” bercerita tentang upaya Bima, salah satu tokoh Pandawa Lima, yang mengalahkan raksasa Prabu Boko yang gemar memakan manusia. Demi memudahkan misinya, tubuh Bima dibaluri masakan tradisional bothok untuk mengecoh raksasa itu. “Kisah Bimo Bumbu merupakan salah satu bagian dari kisah pewayangan Mahabarata,” ucap Rofit.Baca juga: Simak Aturan Pelancong Asing yang Bisa Masuk ke Jepang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.