Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berlabuh di Real Madrid menjadi sebuah kisah akhir bahagia bagi Ferland Mendy. Ia memetik buah dari putusannya untuk memilih sepak bola sebagai jalan keluar dari kemiskinan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mendy, 24 tahun, dibeli Madrid seharga 47 juta pound sterling (setara Rp 847 milyar) dari Lyon. Untuk bisa sampai di Real Madrid ia sudah melewati banyak rintangan dalam kariernya,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bek kiri Perancis ini pernah mengidap penyakit artritis. Penyakit ini membuat kedua kakinya lumpuh, dan nyaris membuat mimpinya menjadi pesepak bola kandas.
Saat berumur 12 tahun, Mendy sadar jika pinggulnya terkena infeksi. Karena tidak diobati, infeksinya tersebut jadi memburuk. Pada umur 14 tahun kedua kakinya mengalami kelumpuhan.
Dokter juga tidak dapat memprediksi apakah dirinya masih bisa bermain sepak bola atau tidak. Padahal ia bermimpi untuk menjadi seperti Lilian Thuram dan Zinedine Zidane.
“Aku pernah menggunakan kursi roda selama beberapa lama, dan menghabiskan 6-7 bulan di rumah sakit untuk menjalani pengobatan sehingga aku bisa berjalan kembali. Sekarang aku telah bergabung bersama Real Madrid, dan ini merupakan hal yang sangat luar biasa,” kata Mendy saat Real Madrid memperkenalkan dirinya pada Rabu lalu.
Setelah 8 bulan keluar dari rumah sakit, secara ajaib Mendy kembali bisa bermain di akademi PSG. Karena terlalu lama hilang dari lapangan, tampilannya menurun dan ia harus bekerja keras untuk mengejar ketinggalan.
“Aku sempat merasa kurang cocok, tetapi aku terus berusaha sekuat mungkin dan akhirnya aku merasa dalam tingkatan yang baik. Lalu aku keluar dari PSG dan bergabung dengan Le Havre,” kata Mendy,
Musim 2016-2017 jadi titik balik kariernya. Ia bermain sebanyak 38 kali bersama Le Havre dan dinobatkan sebagai penyerang terbaik pada Ligue 2. Penampilannya bersama Lyon saat melawan Manchaster City di Liga Champions musim lalu membuat dia kian disegani.
Lahir dari keluarga imigran asal Afrika Barat di utara kota Paris membuat pemain keturunan Senegal ini hidup dalam lingkungan yang keras. Dikutip dari The Sun ayahnya meninggal ketika ia baru berumur 11 tahun dan keluarganya pun jatuh miskin karena sang ibu sulit mendapatkan pekerjaan.
Setelah melewati banyak badai kehidupan yang menerpa, Ferland Mendy akan menikmati pencapaiannya di Real Madrid dan akan bersaing untuk mendapatkan posisi bek kiri dengan Marcelo pada musim depan.
THE SUN | CAECILIA EERSTA