Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama meliput Piala Dunia di Rusia, saya lebih banyak berjalan kaki untuk mencapai daerah tujuan. Tentu saja sistem transportasi umum bervariasi, dari bus, trem, taksi, hingga kereta bawah tanah. Tapi menjadi pedestrian di sini terasa lebih nikmat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalur pejalan kaki di sini lebar-lebar, bahkan bisa menyaingi lebar badan jalan untuk kendaraan. Sejauh pengalaman saya menjelajah kota, lebar trotoar berkisar 2-6 meter. Kondisi trotoar pun mulus dengan perkerasan aspal, beton, atau susunan batu alam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di beberapa ruas jalan, ada trotoar yang dipisahkan oleh jalur hijau atau taman, sehingga jarak pejalan kaki dengan arus kendaraan semakin jauh. Berjalan kaki menjadi lebih nikmat lagi karena banyak pepohonan yang menaungi trotoar.
Para pedestrian tak perlu khawatir disambar kendaraan, apalagi bersitegang dengan pengemudi kendaraan bermotor seperti yang sering terjadi di Jakarta ketika berjalan di trotoar. Yang paling sering ditemui justru pengendara sepeda atau para pengguna skateboard dan sepatu roda.
Sistem transportasi juga memudahkan para pejalan kaki. Setidaknya setiap 1,5 kilometer ada akses pintu masuk ke stasiun kereta bawah tanah. Jumlah halte dan perhentian bus lebih banyak lagi.
Urusan menyeberang jalan pun mudah. Banyak lampu lalu lintas yang sudah dilengkapi indikator khusus pedestrian. Jika tak ada indikator itu, cukup mengikuti aturan warna lampu lalu lintas, sama seperti untuk kendaraan.
Para pedestrian tak perlu khawatir berebut jalur dengan kendaraan atau terburu-buru menyeberang saat di perempatan jalan. Meski lampu lalu lintas di jalurnya sudah hijau, kendaraan tetap berhenti hingga seluruh pejalan kaki dari arah berlawanan selesai menyeberang.
Menyeberang jalan sembarangan adalah ilegal di Rusia. Polisi lalu lintas bisa menilang orang yang menyeberang sembarangan. Namun, dalam Piala Dunia kali ini, para pejalan kaki mendapat keuntungan. Pada hari-hari pertandingan, polisi akan menutup sejumlah jalan, sehingga tak bisa dilewati kendaraan. Dengan demikian, ribuan pejalan kaki bisa bebas turun ke jalan. GABRIEL WAHYU TITIYOGA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo