Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso, meradang dengan sanksi dua larangan bermain yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI kepada gelandang andalannya, Syahroni, berselang sehari menjelang laga lanjutan kompetisi Liga 1 melawan PS Tira di Stadion Sultan Agung Bantul Minggu 28 Oktober 2018.
Baca: Liga 1: Cukur Persela 4-1, PS Tira Tinggalkan Zona Degradasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aji pun menilai absennya Syahroni akibat sanksi yang dijatuhkan tiba-tiba itu menjadi salah satu sumber kekalahan telak Persela dengan skor 1-4 dari PS Tira.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Persela baru mendapat kabar soal sanksi itu setelah timnya termasuk Syahroni sudah tiba di Yogya sehari sebelum lawan PS Tira.
"Yang namanya hukuman kan seharusnya dijatuhkan sebelum tim kami berangkat ke Yogya lawan PS Tira. Kami persiapkan Syahroni sebagai pemain utama, tiba-tiba setelah tiba dan latihan di Yogya untuk persiapan, baru kami dapat kabar soal sanksi Syahroni," ujar Aji usai laga lawan PS Tira.
Tanpa Syahroni, dalam laga itu Persela memang tampak amburadul lini tengahnya. Berbagai peluang untuk mencetak gol terus terlepas ketika bola sudah berhasil digiring hingga area rawan PS Tira.
"Kami tak masalah jika (Komdis PSSI) mau hukum Syahroni, tapi paling tidak informasinya sebelum tim ini berangkat ke Yogya. Buat apa bawa pemain kalau tak bisa diturunkan saat laga," ujarnya.
Aji mengakui kehadiran Syahroni memang diyakini bakal sangat mempengaruhi timnya. Syahroni pun disiapkan dalam line up pemain inti demi mendongkrak daya gedor Persela sejak menit awal. "Jelas absennya Syahroni berpengaruh, dia pemain utama kami," ujarnya.
Meski demikian, Aji mengatakan evaluasi keseluruhan dari laga itu kesalahan terletak dalam tim Persela sendiri. Bukan melulu karena absennya Syahroni.
Paslanya sejak babak awal dominasi Persela atas PS Tira mencolok meski gagal mencetak gol satu pun. Sayang, Persela yang dominan malah kecolongan gol pembuka PS Tira yang disumbang pilarnya, Ahmad Nufiandani di tambahan waktu babak pertama.
"Gol pertama PS Tira saat injury time (tambahan waktu) itu yang sangat pengaruhi mental tim, akhirnya di babak kedua mengendor permainannya," ujarnya.
Dalam laga itu anak asuh Nil Maizar memang bermain bak kesetanan. Setelah mendapat satu gol, di babak kedua permainan PS Tira makin menggila dengan menambah tiga gol beruntun lagi sampai skor menjadi 4-0. Persela hanya mampu membalas satu gol saja jelang akhir babak kedua.
"PS Tira punya kekuatan tendangan bebas yang bagus, saya wanti wanri pemain jangan bikin pelanggaran di sepertiga pertahanan tapi dilanggar ," ujarnya.
Kekalahan Persela Lamongan dalam laga ini makin menambah daftar panjang hasil buruk Persela saat laga tandang. Persela sendiri berhasil mencatat tak pernah kalah dalam laga kandang, namun sering berakhir tragis alias kalah saat main ke kandang lawan.
Baca: Kalahkan PSIS, Mitra Kukar Mulai Naik ke Papan Tengah
"Kami sebenarnya sudah terus berupaya mentransformasi agar laga tandang dianggap sebagai laga kandang, agar mental pemain kuat dan tak merasa tertekan. Tapi ternyata (transformasi) itu belum berhasil," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO