Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Shin Tae-yong Akui Fisik Pemain di Indonesia Buruk, Ada Efek dari Kompetisi Liga 1

Shin Tae-yong mengungkapkan pertandingan Liga 1 memiliki waktu efektif bermain yang minim sehingga berpengaruh pada kekuatan fisik pemain Indonesia.

12 Februari 2024 | 18.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelatih Timnas sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong melakukan wawancara bersama Tempo di Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menilai kondisi fisik pemain di Liga Indonesia relatif buruk ketika bermain untuk level tim nasional menghadapi lawan dan negara-negara kuat. Menurut dia, minimnya waktu bermain efektif atau playing time dalam setiap pertandingan di Liga 1 berkontribusi pada kondisi fisik pemain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pelatih yang akrab disapa STY itu mengklaim rata-rata playing time Liga 1 per pertandingan saat ini, terlepas dari bola keluar, pelanggaran, atau pergantian pemain, hanya 35 menit. Padahal menurut dia, seharusnya sebuah kompetisi sepak bola yang baik, mempunyai rata-rata playing time per pertandingan selama 60 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Liga yang baik itu biasanya 60 menit. Coba Indonesia berapa? 35 menit, ada beda 25 menit, jadi Anda bisa tahu seperti apa fisik pemain saat pertandingan itu seburuk apa. Jadi, pemain tidak bisa mengikuti tempo pertandingannya," ujar Shin Tae-yong dalam wawancara bersama Tempo di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Jumat, 2 Februari 2024.

Menurut Shin Tae-yong, kurangnya waktu efektif bermain di Liga 1 terjadi karena kebiasaan pemain yang kerap melakukan protes terhadap keputusan wasit. Situasi tersebut membuat pertandingan sering berhenti hingga menyebabkan waktu terbuang percuma. Ketidaktegasan wasit terhadap sikap pemain, kata dia, menyebabkan insiden protes jadi berlarut-larut dan memakan banyak waktu.

Selama menukangi timnas Indonesia, Shin Tae-yong menyiasati masalah tersebut dengan memberikan program latihan fisik dan gym untuk para pemain, terutama bagi mereka yang bermain di Liga 1. Padahal, dia menilai, ini adalah metode latihan yang salah. "Seharusnya di tim nasional, kami tidak perlu khawatir soal ini karena mereka juga latihan di klub. Tetapi, kami tetap mengadakan latihan fisik dan gym, ini salah sebenarnya."

"Yang namanya tim nasional, seharusnya pemain-pemain yang kondisinya terbaik yang datang ke tim nasional dan mereka hanya perlu dikasih materi taktik dan langsung bertanding. Tetapi tidak demikian dan itu yang menjadi kesulitan," kata pelatih berusia 53 tahun itu menambahkan.

Buruknya fisik pemain Indonesia diakui Shin Tae-yong terasa di Piala Asia 2023. Ia mengungkapkan bahwa anak asuhnya kerap mengeluh kelelahan setiap selesai menjalani pertandingan dalam ajang empat tahunan tersebut. Pelatih asal Korea Selatan itu pun mengatakan jika permasalahan ini tak diperbaiki, akan sulit bagi timnas Indonesia untuk mengangkat trofi dalam sebuah turnamen.

Randy Fauzi Febriansyah

Randy Fauzi Febriansyah

Jurnalis olahraga Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus