Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari 400 bocah memenuhi lapangan Sapsan Arena, markas tim junior klub Liga Primer Rusia, Lokomotiv Moscow, Rabu pekan lalu. Tribun barat stadion berkapasitas 5.000 kursi itu penuh oleh suporter. Mereka beramai-ramai berteriak menyemangati tim anak-anak yang bertanding.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk keenam kalinya, Gazprom, perusahaan energi Rusia yang menjadi sponsor resmi Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Piala Dunia 2018, menggelar program sosial sepak bola bagi anak-anak di seluruh dunia, Football for Friendship (F4F). Namun baru kali ini anak Indonesia diundang berpartisipasi dalam turnamen yang digelar di Moskow pada 8-15 Juni tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia diwakili kiper Muhammad Raffa Rolly Casillas. Ada juga jurnalis cilik Alfonso Hutabarat, yang diundang untuk belajar dan meliput turnamen ini. Sempat kaget ketika tahu diundang bermain di Rusia, Raffa malah menikmati betul hari-harinya mengikuti latihan dan kompetisi. "Seru banget bisa ketemu banyak teman dari negara lain," katanya. "Saya banyak belajar soal komunikasi dan teknik sepak bola yang tak saya dapatkan di Indonesia."
Acara ini menjadi turnamen mini pembuka Piala Dunia 2018. Sama seperti Piala Dunia, turnamen F4F diikuti 32 tim. Sementara yang bersaing di Piala Dunia adalah tim nasional, setiap kesebelasan dalam turnamen F4F berisi pemain berusia 12 tahun dari 211 negara dan kawasan. Bocah laki-laki dan perempuan, dengan kemampuan fisik beragam, berpadu dalam satu tim.
Program yang didukung Federasi Sepak Bola Eropa, Komite Olimpiade Internasional dan Komite Paralimpiade Internasional, serta organisasi dan atlet sepak bola dunia ini mempromosikan toleransi, keterbukaan, dan persahabatan. "Proyek ini penting untuk pengembangan olahraga, juga untuk pribadi anak-anak," kata Aleksandr Alayev, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Rusia. "Sungguh luar biasa bisa melihat anak-anak langsung menyatu bermain dalam waktu singkat."
Menurut Aleksandr Kerzhakov, mantan pemain nasional Rusia, pembinaan sepak bola usia dini perlu dikembangkan dengan cara menarik. Bagi anak-anak, sepak bola seharusnya menjadi permainan yang menyenangkan, bukan cuma soal kompetisi berebut kemenangan. "Bertemu dengan anak-anak dari negara lain adalah hal penting yang bisa membantu perkembangan sepak bola mereka," tutur Kerzhakov, yang kini menangani tim nasional U-17 Rusia.
Fokus pembinaan pemain muda tecermin di lingkungan Sapsan Arena. Kawasan itu berada di sebelah Stadion RZD, markas klub Lokomotiv Moscow, yang dimiliki perusahaan kereta Rusia. Selain memiliki satu stadion besar, Sapsan Arena dilengkapi tiga lapangan kecil luar ruangan. Gedung latihan Loko-Sport memiliki beragam peralatan latihan, dari sepeda statis hingga tiang panjat atletik, juga lapangan sepak bola mini dan multicabang.
Sapsan Arena menjadi kawah candradimuka bagi para pemain muda Lokomotiv Moscow. Poster-poster besar yang menampilkan anak-anak Lokomotiv beraksi di lapangan hijau berderet di dinding gedung Loko-Sport. Lebih dari 40 piala dari berbagai turnamen memenuhi dua lemari kaca besar di selasar gedung.
Olahraga, termasuk sepak bola, sudah menjadi bagian hidup warga Rusia. Fasilitas olahraga untuk anak-anak jamak dijumpai di Moskow dan kota-kota lain di Rusia. Biasanya dalam satu gedung olahraga terdapat arena untuk beberapa cabang olahraga sekaligus. Lapangan bermain dan olahraga pun mudah ditemui di taman-taman kota serta permukiman.
Menurut Aleksandr Kerzhakov, pembinaan sejak usia dini turut membantu pembentukan karakter pemain ketika berlaga dalam kompetisi profesional. Di luar program latihan dan kompetisi, menurut pencetak gol tersubur Liga Primer Rusia pada 2004 itu, keluarga juga berperan besar. Ia merasa beruntung sejak kecil selalu didukung orang tua berlatih sepak bola. "Jadi saya pikir penting untuk mendampingi anak-anak berlatih hal yang mereka sukai," ujarnya.
Gabriel Wahyu Titiyoga (Moskow)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo