Sexy Beast
Sutradara : Jonathan Glazer
Skenario : Louis Mellis, David Scinto
Pemain : Ray Winstone, Ben Kingsley
Produksi : Fox, 2001
HARI-HARI sebetulnya sudah bergulir indah bagi pensiunan ganster Gal (Ray Winstone). Di hacienda miliknya di Spanyol, ia terlihat sangat menikmati menjemur perut buncitnya di bawah terik matahari. Pada malam hari, acara rutinnya adalah bersantap daging panggang dan minum anggur bersama istrinya yang montok, Dee Dee, pensiunan aktris film porno. Namun, segala nikmat dunia ini langsung terasa hambar begitu ada kabar bahwa Don Logan (Ben Kingsley) akan datang. Rupanya, sang Don, yang bekas bos Gal ini, ingin melibatkan anak buahnya dalam satu aksi besar pembobolan bank di London, Inggris. Dan, Don Logan tak bisa menerima jawaban tidak. "Aku tak sudi membiarkanmu bahagia," kata Logan.
Sejak pemunculannya di layar, Kingsley berhasil menghadirkan sosok yang mengancam. Bahkan kebuasannya sudah tampak saat ia belum mengeluarkan sepatah kata pun. Sexy Beast, debut karya Jonathan Glazer, akhirnya jadi panggung keaktoran Kingsley yang luar biasa. Penonton bisa lupa bahwa bintang inilah yang memerankan Gandhi yang cinta damai atau akuntan penuh kehati-hatian dalam Schindler's List. Kingsley memang pernah bermain sebagai gangster dalam Bugsy, tapi sosok Meyer Lansky yang diperankannya jauh dari gambaran orang brutal.
Adegan paling mengesankan adalah saat Logan di dalam pesawat yang akan tinggal landas. Ia menolak permintaan pramugari agar memadamkan rokoknya, dan bahkan ia mengancam akan memotong tangan seorang pria yang duduk di belakangnya. Adegan berikutnya, ketika Logan berbohong mengiba-iba bahwa pria yang duduk di sebelahnya melakukan pelecehan seksual terhadapnya untuk menjelaskan alasannya merokok, lebih menggelitik lagi. Sangat wajar bila aktor ini beroleh nominasi aktor pen-dukung terbaik dalam ajang Oscar lalu.
Tanpa kehadiran Kingsley, Sexy Beast bisa jatuh ke film kelas B. Pengambilan gambar yang kebanyakan close-up ekstrem memang bukan sajian visual yang terlalu segar. Kisahnya pun tak jauh dari kehidupan gangster yang kasar dan sukses dalam kejahatannya. Formula ini sudah banyak diangkat, mulai The Long Good Friday hingga Pulp Fiction. Berkat akting Kingsley, kekejaman yang menjelujur dalam kehidupan gangster menimbulkan ramuan rasa ngeri sekaligus tawa yang segar.
Yusi A. Pareanom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini