Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

"sinema 8"

Para mahasiswa akademi sinematografi jakarta membentuk biro konsultasi "sinema 8" yang menyeleksi, memberi judul, mengedit & mencarikan musik, cocok bagi karya rekannya yang ikut sayembara film mini. (fl)

27 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKLOMPOK kecil mahasiswa Sinematografi LPKJ di Pelabuhan Priok. Berbeda dengan mahasiswa lain yang biasanya menggunakan buku, mereka (4 orang) cukup dengan kamera 8 mm. Lalu berbagai jenis shot dilakukan terhadap kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Hasilnya adalah film Tanjng Prok. Ada suasana pelabuhan: truk-truk mengangkut muatan kuli-kuli sibuk. Namun di tengah kesibukan itu sendiri, tak luput dua burlh pelabuhan yang duduk bermalas-malas sempat direkam dalam kamera. Kelemahan film mini ini bukannya tak ada, kendati permainan kamera cukup lumayan. Suasana bongkar muat itu sendiri belum begitu ramai. Perpindahan shot sedikit lamban bahkan tak ada kejutan yang diperlihatkan dalam kamera. Panning shot yang berkali-kali justru memperlihatkan kelambanan. Padahal Priok begitu hingar bingarnya. Dalam suara hingar bingar memang cukup jelas tertangkap. Juga tidak diperlihatkan kapal-kapal yang masuk dan merapat ke dermaga, sampai terjadinya proses bongkar muat itu. Demikian pula suasana pos-pos pelabuhan, kegiatan doane dan pergudangan memang masih kurang memadai. Tapi adegan 'salem tempel' kenek untuk dengan petugas keamanan boleh juga dipuji pengambilannya. Namun karya itu sendiri tetap utuh. Dan mahasiswa yang beroleh bimbingan dari dosen mereka telah bekerja dengan tekun. Misalnya, walau peralatannya serba minim, toh mereka berhasil menciptakan (meralat pencampur suara dengan musik). Film Tanjung Priok ukuran 8 m, sebenarnya menurut pengakuan Andi Arnold--yang ikut menangani shooting - adalah bahan untuk pembuatan film 35 mm tentang Tanjung Priok menjelang ditutupnya sayembara pekan film mini, film 8 mm yang mereka buat bulan Juli lalu nyaris terlupakan. Buru-buru diadakan sekedar editing ulang. Dan atas kesepakatan bersama film Tanjung Prok itu dikirim ke panitia sayembara atas nama "Sinema 8". Hasilnya hadiah pertama. Biro Konsultasi Sinema 8 didirikan setelah festival film mini tahun 1973. Rupanya di tengah kesibukan kerja praktek, ada mahasiswa yang menyempatkan diri membuat film 8 mm tanpa bimbingan dosen. "Dari sulit kami cetuskan kembali ide membentuk Sinema 8", ujar Nurhadie Irawan, Ketua Senat Akademi Sinematografi. Selain itu mereka memang sering terlibat dalam berbagai diskusi film dan nonton film di Kine Klub. Geraknya sementara terbatas di kalangan mahasiswa Sinematografi. Tugas Sinema 8, tutur Nurhadie Irawan, adalah menyeleksi film yang bakal diikut-sertakan dalam sayembara film mini. Film yang memenuhi syarat diberi judul, diedit dan dicarikan musik yang cocok. Film ini kemudian diatas namai karya Sinema 8. Tapi bila yang punya film keberatan, boleh mengatas namakan dirinya sebagai si pencipta. "Sebenarnya Sinema 8 tak lebih dari semacam biro konsultasi terhadap mahasiswa Sinematografi yang membuat film", kata Nurhadie. Film-film yang mereka buat ditangani oleh mahasiswa sendiri dan tidak seorang dosen pun yang ikut campur tangan. Mereka melepaskan diri dari berbagai tanggapan dosen. Maksudnya tiada lain agar ide mahasiswa bisa berkembang dengan sendirinya berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Hampir semua film yang diikutkan dalam sayembara beroleh nomor. Tapi sebagaimana yang diakui Nurhadie Irawan, masih belum memuaskan Soalnya banyak anggota juri yang jadi dosen mereka Makanya untuk tahun berikut diharap penjurian diserahkan saja kepada orang di luar Akademi Sinematografi. Dan adakah penjurian itu adil? "Bukan tanggung jawab kami", tukas Nurhadie. Tapi D.A. Peransi, anggota juri dan sekaligus wakil Dekan Akademi Sinematografi, mengatakan bahwa sekiranya dia tahu persis karya-karya Sinema 8, maka penjuriannya akan lebih diperketat Boleh jadi angkanya dikurangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus