Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO. JAKARTA - Teks biografi adalah teks yang menceritakan kisah hidup seseorang secara mendalam, mulai dari latar belakang, perjalanan karier, hingga pencapaian penting yang diraih. Dalam penulisannya, terdapat beberapa kaidah kebahasaan teks biografi yang perlu diperhatikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kaidah kebahasaan teks biografi sangat penting agar teks biografi terasa lebih hidup, terstruktur, dan mudah dipahami. Selain itu, kaidah kebahasaan ini membantu penulis untuk menyusun biografi dengan bahasa yang tepat dan informatif. Berikut adalah enam kaidah kebahasaan yang diterapkan dalam teks biografi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Teks Biografi
Sebelum mengetahui apa saja kaidah kebahasaan teks biografi, ada baiknya untuk memahami apa itu teks biografi. Teks biografi adalah salah satu jenis teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa. Biasanya, cerita ulang disusun secara kronologis mengikuti urutan waktu.
Seperti halnya dalam cerita pendek atau novel, teks biografi juga memiliki unsur tokoh, latar, dan alur cerita. Teks cerita ulang terdiri dari tiga jenis yaitu cerita ulang personal, cerita ulang fakta, dan cerita ulang imajinatif. Contoh cerita ulang personal mencakup buku harian dan surat pribadi, sedangkan cerita ulang fakta meliputi catatan sejarah, biografi, autobiografi, dan berita di media massa.
Menurut Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas X karya Foy Ario, biografi ditulis dalam bentuk naratif, yang artinya gagasan utama pada paragraf tersebut tidak hanya terdapat pada satu kalimat utama, melainkan tersebar di seluruh kalimat dalam paragraf. Oleh karena itu, pembaca perlu memahami keseluruhan isi teks untuk menangkap informasi utama dalam teks biografi tersebut.
Kaidah Kebahasaan Teks Biografi
Teks biografi memiliki beberapa kaidah kebahasaan utama sebagai berikut:
Kata ganti orang ketiga tunggal
Dalam teks biografi, kata ganti orang ketiga tunggal seperti ia, dia, atau beliau sering digunakan. Kata ganti ini juga dipadukan dengan nama tokoh atau sebutan tertentu. Contoh: George Saa, putra Papua, sangat menyukai pelajaran fisika. Ia berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Berkat ketekunannya, Si Genius dari Papua ini memperoleh beasiswa ke luar negeri. Meskipun kini telah sukses, Oge, begitu dia biasa dipanggil, tetap menjadi pribadi yang ramah dan rendah hati.
Kata kerja tindakan
Banyak kata kerja yang menunjukkan tindakan atau aktivitas fisik tokoh digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang dialami. Contoh: belajar, membaca, berjalan, melempar.
Penggunaan kata deskriptif
Kata-kata deskriptif, terutama kata sifat, digunakan untuk memberikan gambaran rinci mengenai karakter tokoh. Kata sifat ini sering kali didahului oleh kata penghubung seperti adalah atau merupakan. Contoh: genius, rajin, ulet.
Kata kerja pasif
Kata kerja pasif kerap digunakan untuk menunjukkan peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek. Contoh: diberi, ditugaskan, dipilih.
Kata kerja mental
Kata kerja mental digunakan untuk menggambarkan sikap atau peran tokoh. Contoh: memahami, menyetujui, menginspirasi, mencintai.
Kata sambung dan kata keterangan waktu
Kata sambung dan kata depan yang menunjukkan urutan waktu sering muncul, mengikuti sifat kronologis teks biografi.
Contoh: sebelum, sudah, pada saat, kemudian, selanjutnya, sampai, hingga, pada tanggal, selama, saat itu.
Struktur Teks Biografi
Teks biografi terdiri dari beberapa bagian berikut:
Orientasi atau pengaturan awal (aim)
Bagian ini memuat informasi tentang latar belakang cerita atau peristiwa yang akan disampaikan selanjutnya, agar pembaca atau pendengar mendapat gambaran awal. Informasi ini mencakup unsur siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
Kejadian penting (important event, record of events)
Bagian ini mencakup rangkaian peristiwa utama yang dialami tokoh, disusun berdasarkan urutan waktu secara kronologis. Di dalamnya, mungkin ada komentar tambahan dari pencerita pada beberapa bagian.
Reorientasi
Berisi evaluasi atau pernyataan penutup terkait rangkaian peristiwa yang sudah diceritakan. Bagian ini bersifat opsional, sehingga dapat ada atau tidak dalam teks cerita ulang.