Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA pagi yang tak pernah lekang dari ingatan warga Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang: Senin, 6 Agustus 1945, pukul 08.15, dan Kamis, 9 Agustus 1945, pukul 11.02. Pada pagi pertama, bom nuklir ”Little Boy” meluluhlantakkan Hiroshima. Tiga hari berselang, si gemuk ”Fat Man” meratakan Nagasaki.
Bom atom telah mengakhiri Perang Dunia II yang melibatkan puluhan negara di dunia ini. Namun trauma perang justru memunculkan inspirasi mempromosikan perdamaian. Maka dibangunlah kompleks taman kota Hiroshima Peace Memorial Park dan Nagasaki Peace Park.
Pesan perdamaian, sekaligus peringatan atas tragedi itu, tersebar di taman. Saat memasuki Taman Hiroshima, pengunjung disambut gerbang perdamaian setinggi 5 meter, bertuliskan kata ”damai” dalam 48 bahasa. Pengunjung juga boleh membunyikan genta besar perdamaian, Peace Bell, sebagai harapan terciptanya dunia yang damai.
Tugu api perdamaian didirikan sebagai wujud semangat damai, sekaligus pesan, apabila senjata nuklir masih ada di dunia, api itu akan terus menyala. Jejak ”Little Boy” diabadikan sebagai Kubah Bom, satu-satunya bangunan paling dekat dengan titik jatuh bom yang masih tegak berdiri. Sebelum perang, Kubah Bom adalah Hiroshima Prefectural Commercial Exhibition. Exhibition.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo