Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMANYA Juwairiyah. Dia tinggal bersama ibu dan putra tunggalnya, Rifky, yang masih duduk di sekolah dasar di perkampungan miskin nun di pelosok Pasuruan, Jawa Timur. Suaminya pergi meninggalkannya begitu saja ketika usia kandungannya genap tujuh bulan. Juwairiyah menutup rapat kisah lelaki itu setiap kali sang anak bertanya siapa bapaknya. Lagi pula, jangankan menjenguk, lelaki yang entah ada di mana itu tak pernah sekali pun mengirim kabar. Demi kelangsungan hidup keluarganya pula, perempuan 28 tahun itu bekerja menjadi pembordir baju dan mukena.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo