Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Asa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang

Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung.

8 Januari 2024 | 16.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Padang - Gesekan alat musik biola seorang pria membuat pengunjung D'Colonial Kota Padang Terlihat Sendi begitu khidmat menggesek biolanya hening. Pria tersebut begitu khidmat menggesek biolanya. Sekilas lagu yang dimainkan terdengar seperti lagu khas Sumatera Barat yang berjudul 'Babendi-bendi'. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria yang bermain biola tersebut bernama Sendi Orysal. Seorang pemain orkestra yang berasal dari Kabupaten Solok Sumatera Barat. Sendi bersama Komunitas West Sumatra Sound Aesthetic (WESSA) rutin mengadakan kegiatan yang diberi nama Klasik Asik setiap Jumat di Cafe D’Colonial. 

Musik Klasik Masuk Program Klasik Asik 

Sendi menjelaskan, Klasik Asik merupakan salah satu program dari WESSA. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat yang ada di Kota Padang. Klasik Asik juga bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang musik klasik. “ Kami ingin memperkenalkan lebih jauh tentang musik klasik kepada semua kalangan,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung,  Setiap minggu para pemantiknya akan digilir dari anggota WESSA. Kebetulan saja Jumat ini Sendi yang mengisi acara. “Kami bicara musik klasik dan banyak hal dalam program klasik asik ini,” ucap Pria lulusan Fakultas Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Selain Klasik Asik, kata Sendi, WESSA punya program lainya seperti workshop musik di sekolah yang ada di Kota Padang. Lalu kelas musik gratis yang diadakan setiap akhir pekan di D’Colonial Cafe. Bagi yang berminat belajar musik klasik bisa datang saja, tanpa dipungut biaya. “Silakan datang bagi yang ingin belajar ataupun cuman ingin sekedar tau tentang musik klasik,” ujaranya.

Komunitas  Musik Klasik

Menurunya program tersebut sudah jalankan WESSA sejak berdiri pada 2017. Namun sempat berhenti karena covid-19 menyerang Sumatera Barat. Barulah di awal 2023 WESSA memulai program tersebut. “Ya waktu covid, kami memutuskan istirahat sejenak,” katanya.

WESSA sebuah komunitas seni musik yang lahir  pada 25 September 2017 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Komunitas tersebut didirikan oleh 3 orang mahasiswa Jurusan Musik Barat, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Padang Panjang yakni  Sendi Orysal, Wahyudi Ahlan, dan Andre Dwi Wibowo. 

Sendi menjelaskan, nama komunitas West Sumatra Sound Aesthetic diambil dari Bahasa Inggris yang berarti estetika bunyi Sumatra Barat.  Melalui filosofi tersebut WESSA ingin menggali nilai-nilai budaya Sumatera Barat yang diwujudkan dengan sebuah karya seni musik. Sebab tidak banyak komunitas musik klasik yang ada di Sumatera. “WESSA mungkin satu satunya yang ada di Sumatera,” ucapnya.

WESSA didirikan sebagai upaya memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat Sumatera Barat. Selama ini musik klasik lekat dengan stigma kalangan atasnya. Namun WESSA coba untuk mengubah stigma tersebut. “Kami ingin mengubah stigma jika musik klasik milik kaum borjuis,” ucapnya sambil tertawa.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus