Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Belasan Seniman Pamerkan Karya 5 Aliran Ikebana di Bandung

Ikebana telah menjadi filsafat sekaligus seni yang berakar pada ajaran Zen - Buddhisme dan penghormatan terhadap alam sejak abad ke-6.

17 Juni 2023 | 22.04 WIB

Pameran Ikebana The Beauty of Simplicity di Bandung 16-18 Juni 2023. (Dok.Panitia)
Perbesar
Pameran Ikebana The Beauty of Simplicity di Bandung 16-18 Juni 2023. (Dok.Panitia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Belasan seniman Ikebana dari Jakarta dan Bandung menggelar pameran Ikebana International Chapter 224. Bertajuk 'The Beauty of Simplicity' di Gastro Central Pullman Hotel Bandung, pameran berlangsung 16-18 Juni 2023.“Pameran ini menampilkan berbagai generasi seniman Ikebana dan seniman lintas-disiplin,” kata Frida A. Prawirajadja, President Ikebana International Chapter 224 Jakarta saat pembukaan, Jumat, 16 Juni 2023.

5 Aliran Ikebana

Pameran itu ingin mengajak publik untuk menikmati dan mengapresiasi seni Ikebana yang berdampingan dengan seni dari beragam lintas disiplin. Dari total 300 lebih aliran Ikebana, peserta memilih lima aliran di antaranya untuk berkarya. Aliran seni merangkai bunga khas dari Jepang yang mereka pelajari yaitu Misho-Ryu, Ikenobo, Ohara, Ichiyo, Sogetsu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peserta pada pameran itu antara lain, Rudy Hadinoto, Frida A. Prawiradjaja, Joice Francine, Rudy Dodo, Meily Lin, Kristine Ie, Sanny, Tjen Lie Lie, dan Ratna Mursalim. Kemudian Henny Fiah, Andy Djati Utomo, Indra Yulika, dan Fetriwati Akbar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Karya peserta yang menyuguhkan gaya freestyle dari aliran Sogetsu dan aliran Misho-Ryu misalnya,  menggunakan material yang lazim digunakan dalam praktik seni rupa modern. Sementara peserta dari aliran Ohara Ikebana menampilkan lompatan estetik yang lebih personal dan simbolik dengan penggunaan buku. 

Instalasi Seni Ikebana Pakai Kertas Majalah Bekas

Seorang guru aliran Ohara Ikebana Indonesia, Andajani Trahayu mengatakan,  karya instalasi seni berjudul 'Simplicity' menggabungkan instalasi seni dengan menggunakan buku sebagai material karya dan penataan Ikebana yang memakai kertas-kertas majalah atau buku bekas. “Semuanya dikonstruksi sebagai sebuah analogi,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat 16 Juni 2023. 

Menurutnya prinsip Ikebana punya kemiripan dengan filosofi buku yang pada bagian sampul depannya bisa dilambangkan sebagai kelahiran, kemudian lembaran buku bak catatan kehidupan manusia. Adapun sampul belakang buku diartikan sebagai kematian. “Ini adalah sebuah karya kontemporer yang mencerminkan status Ikebana kreatif saat ini,” ujar Andajani. 

Filsafat Ikebana Berakar Ajaran Zen - Buddhisme

Ikebana kata dia, bukan hanya bentuk seni yang fantastis dan mempesona, tetapi juga mengajak orang untuk melihat realitas dengan cara yang lebih kontemplatif dan estetis. Ikebana telah menjadi filsafat sekaligus seni yang berakar pada ajaran Zen - Buddhisme dan penghormatan terhadap alam sejak abad ke-6. Berkembang selama ratusan tahun dengan kaidah yang rumit dalam mengolah rasa, Ikebana memadukan bentuk-bentuk asimetris dalam kesatuan harmoni. 

Seni Ikebana yang semula terinspirasi dari alam seperti bunga, dahan, batu, dan bahan alami lainnya, kini mulai merambah pada material-material plastis, obyek temuan, dan benda-benda industrial. Kebaruan material dalam Ikebana itu sudah berkembang sejak 1927 ketika muncul aliran Sogetsu sebagai avant-garde. 

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus