Cara Jefri Nichol Dalami Peran Jati, Remaja dengan Sindrom Asperger

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor dan model Jefri Nichol menjajal peran barunya sebagai Jati, seorang remaja pengidap sindrom Asperger dalam film Aku Jati, Aku Asperger besutan sutradara Fajar Bustomi. Jefri berbagi cerita, untuk mendalami karakter Jati, ia membutuhkan riset dan diskusi intensif bersama sang sutradara—juga didampingi psikolog.

"(Tentang) gimana behavior (perilaku) orang-orang Asperger. Gimana mereka berinteraksi sama orang, gimana mereka ngelakuin keseharian,” ungkapnya di kawasan M.H. Thamrin pada Kamis malam, 17 Oktober 2024.

Menurut aktor kelahiran 1999 itu, pemahaman terhadap sindrom Asperger tak hanya terbatas pada dialog dalam naskah. Pendekatan dengan diskusi dan riset, menurut Jefri, membantunya menggambarkan karakter Jati dengan lebih autentik dan menghargai kompleksitas dari seorang pengidap Asperger, yang kerap kali kurang dipahami dalam masyarakat.

Sudut Pandang Jefri Nichol tentang Sindrom Asperger

Setelah memerankan Jati, Jefri mengaku memiliki pandangan baru tentang sindrom Asperger. Sebelumnya, ia tidak memiliki bayangan yang jelas tentang kehidupan sehari-hari penderita Asperger. 

"Tapi setelah peran ini, aku jadi lebih punya gambaran lebih jelas aja gitu (tentang Asperger)," kata Jefri. Pengalaman ini membuka wawasan Jefri terhadap tantangan yang dihadapi oleh seseorang dengan Asperger—termasuk kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial, meskipun mereka tetap memiliki kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang baik.

Adapun sindrom Asperger adalah salah satu bentuk gangguan perkembangan mental dan saraf yang masuk dalam gangguan spektrum autisme. Mereka cenderung mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Tapi, biasanya memiliki kecerdasan dan keterampilan bahasa yang lebih baik dibandingkan dengan penderita autisme lainnya.

Sinopsis Aku Jati, Aku Asperger

Aku Jati, Aku Asperger mengangkat cerita inspiratif tentang perjuangan seorang remaja dengan sindrom Asperger dalam mencari identitas dirinya. Usai berbagai rintangan sosial yang dihadapinya, Jati harus menemukan caranya sendiri untuk mengatasi keterbatasan komunikasi dan interaksi sosial yang menjadi bagian dari hidupnya.