BANDUNG hari-hari ini kembali bergaung. Terutama di kalangan anak muda yang penuh gaya. Jeans, busana remaja yang lagi in, bulan-bulan terakhir ini laku deras di Jalan Cihampelas. Kawasan pertokoan di Bandung Utara itu kini sesak dirubung peminat dari dalam dan luar kota -- bahkan ada yang datang dari Sumatera. Sekitar 20 toko pakaian yang berumur setahun lebih itu bersaing menampilkan gaya unik untuk memikat si empunya duit. Banyak nama dan hiasan toko yang bersuasana koboi. Tapi ada toko yang tetap setia memakai merk dan dandanan dalam negeri. Gaya dan nama memang bisa jadi pemikat, padahal yang dicari pembeli, ya, tetap sama: pakaian buatan dalam negeri sendiri. Begitulah, katanya, keunggulannya murah dan malah meriah. Bila di supermarket sepotong jeans dijual Rp 30.000, di bursa jeans Cihampelas jenis celana yang sama dilepas dengan Rp 12.000. "Saya senang belanja di sini. Modenya bagus dan harganya murah," kata Lala Rusli. Pelajar SMA Pakanbaru ini sedang berlibur ke Bandung. Toko di Jalan Cihampelas itu sebenarnya bukan saja menjual celana jeans. Juga ada jaket, T-shirt, rok mini, ikat pinggang, dan sepatu warna. Lagi, sambil berlenggok mengintip mode yang sesuai dari toko ke toko, calon pembeli dibujuk dengan rentak musik yang hhmm memang mengundang goyang. Tapi yang paling laris adalah berbagai jenis celana jeans, ada yang sempit, pendek, dan komprang. Setiap harinya toko-toko di sana rata-rata bisa melego 200 potong jeans. Mereka bahkan terima pesanan mode khusus, sesuai dengan selera si pemesan. Atau boleh juga memilih 40 mode yang sudah siap dipakai. "Omset saya rata-rata 1 juta rupiah per hari," kata Bob Cahyadi, pemilik toko Sapu Lidi. Dengan membentangkan interior unik, toko Bob diladeni 20 pegawai, selalu ramai. Dia juga menerima pesanan dan "menyapu" sendiri pesanan itu dengan bantuan 20 perajin. Toko Taxi lain lagi cara ngebutnya. Orang tertarik melihat sedan tua bertengger di atap toko, bagai menjebol serpihan dinding papan. Toko ini terbilang tertua di Cihampelas. Dan daya tarik desain Taxi seharga 8 juta rupiah itu memang tak mubazir. Meski banyak bermunculan toko baru yang sejenis, Taxi sering menarik pengunjung. Dengan 12 pelayan, Djohan Setiady, pemilik Taxi, cukup sibuk meladeni pembeli. Terlebih bila hari libur. Dia tidak takut bersaing. "Kalau mau maju, ya, kita harus berani bersaing," kata Djohan pada Riza Sofyat dari TEMPO. Alhamdulillah, yang kecipratan rezeki jeans bukan pengusaha saja. Penjaga parkir dan perombak celana kebagian. "Lumayan, den, dengan merombak celana kegedean dan memotong celana yang kepanjangan saya bisa mendapat 10 ribu rupiah sehari," ucap Aceng. Penjahit ini mangkal di pojok Jalan Cihampelas. Burhan Piliang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini