Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terapi anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme harus juga melibatkan orang tua. Menurut arsitek Paramita Atmodiwirjo, para orang tua perlu mendapat kenyamanan ketika berada di tempat terapi. “Mereka biasanya stres menghadapi anaknya,” kata arsitek yang mendalami desain untuk anak dan remaja ini.
Ketika mendesain Klinik Anakku Check My Child bersama suaminya, Yandi Andri Yatmo, ia membuat ruang tunggu yang luas dengan jendela-jendela besar menghadap ke taman. Ruangan ini dapat berfungsi sebagai kelas kecil untuk workshop bagi para orang tua, supaya kegiatan dalam bangunan tidak hanya mendukung terapis dengan anak, tapi juga orang tua.
Kenyamanan juga tercipta dari atmosfer bangunan yang menampilkan warna cerah. Tidak ada bentuk visual rumit karena bentuk dasar bangunan kotak. Para orang tua juga memiliki akses maksimal untuk melihat kegiatan terapi anak mereka. Tujuannya supaya mereka dapat mempraktekkannya kembali di rumah.
Menurut manajer klinik itu, Intan Pane, kegiatan terapi tidak bertujuan sebagai tempat penitipan anak. Maksimal hanya tiga jam per anak mendapat terapi. Setiap jenis terapi maksimal satu jam. Sisanya, mereka harus kembali ke keluarga atau bersekolah. “Peran keluarga sangat penting untuk kesuksesan terapi,” katanya.
ST
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo