Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Berita Tempo Plus

Doktrin Usang Pembangunan Industri

31 Agustus 2003 | 00.00 WIB

Doktrin Usang Pembangunan Industri
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
KORBAN-KORBAN PEMBANGUNAN: Tilikan Terhadap Beberapa Kasus Perusakan Lingkungan di Tanah Air Penulis : George Junus Aditjondro Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003 Bukan George Junus Aditjondro kalau tidak mengkritik. Bekas wartawan yang kini bermukim di Australia itu kini menggugat doktrin industrialisasi yang dipakai di Indonesia. Idenya kurang lebih begini: industrialisasi di Indonesia ternyata bukan jawaban atas persoalan kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan rakyat. Tumbuhnya berbagai industri hanya membawa berkah bagi pemenuhan konsumsi dan akumulasi modal pengusaha dan penguasa. Sedangkan sebagian besar rakyat dirugikan akibat polusi udara, pencemaran air, kerusakan hutan, dan penggusuran lahan tanpa ganti rugi yang memadai. Gagasan pembangunan dengan demikian telah kehilangan legitimasi karena kehidupan rakyat semakin jauh dari kemajuan, keadilan, dan kesejahteraan. Buku ini menyajikan data-data yang rinci tentang dampak negatif pembangunan melalui industrialisasi. Misalnya dalam hal polusi. Tiga kelompok industri yang tingkat polusinya paling menonjol adalah tekstil, karet, dan kayu. Polusi industri tekstil terjadi di Jawa dalam wujud kepulan asap beracun, langkanya air bersih, dan musnahnya beberapa jenis ikan, udang, dan siput. Polusi industri karet terjadi di Sumatera. Adapun polusi oleh industri kayu terjadi di Kalimantan, yang ditandai oleh rusaknya 400 ribu hektare hutan per tahun, banjir, dan penggusuran penduduk Dayak. Kerusakan lingkungan berakar pada sikap pemerintah yang terlalu toleran terhadap dampak yang diakibatkan oleh kebijakan mengundang investor asing. Pemerintah terlalu bernafsu mengejar pertumbuhan ekonomi dan meraih predikat "modern", meski itu harus dibayar dengan kerusakan hutan, air, dan udara. Peraturan antipolusi dan kebijakan yang ramah lingkungan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kondisi ini mempercepat proses rusaknya lingkungan, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik. Buku ini membantu kita untuk secara kritis melihat bahwa pembangunan industri merupakan doktrin usang yang semestinya ditinggalkan. Agenda pembangunan yang sarat manipulasi, represi, tidak ramah lingkungan, dan sekadar melayani pemilik modal harus dilawan dengan gagasan pembangunan yang lebih populis, partisipatif, demokratis, dan berkelanjutan. Roman Lendong, staf Bina Desa, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus