Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album
Penobatan

Berita Tempo Plus

Abdurrahman Wahid

31 Agustus 2003 | 00.00 WIB

Abdurrahman Wahid
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Rabu pekan lalu, 20 Agustus 2003, Abdurrahman Wahid berada di Seoul, Korea Selatan. Wahid dinobatkan sebagai Presiden World Headquarters of Non-Violence Peace Movement. "Untuk jabatan bergengsi ini, Gus Dur bersaing ketat dengan Jimmy Carter dan Nelson Mandela," demikian komentar Hwang Hak Soo, Presiden Asosiasi Persahabatan Indonesia-Korea.

Sebelumnya, pada 5 Agustus, Wahid juga menerima piagam perdamaian World Peace Prize Award dari lembaga nirlaba World Peace Prize Awarding Council (WPPAC), yang bermarkas di Seoul. Wahid terpilih karena dinilai giat mengusung pesan perdamaian antarpemeluk agama dalam berbagai kegiatan lokal ataupun internasional. Wahid, menurut Hwang Hak Soo yang dikutip situs www.gusdur.net, juga selalu aktif menyerukan kampanye antiterorisme dalam berbagai kegiatan.

Penghargaan
Lin Che Wei dan Andi Samsan Nganro

Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Kamis pekan lalu, memberikan penghargaan tahunan Tasrif Award 2003. Dua tokoh yang kali ini terpilih, yakni Lin Che Wei dan Hakim Andi Samsan Nganro, dinilai telah banyak membantu dunia pers demi terpenuhinya hak publik untuk mendapatkan informasi.

Che Wei, 36 tahun, selama ini dikenal sebagai analis pasar modal yang kritis. Pandangan dan analisisnya yang tajam sempat membuat Che Wei diperkarakan di meja hijau oleh pemilik Bank Lippo. Perkara yang akhirnya dimenangkan oleh Che Wei.

Sementara itu, Hakim Andi Samsan Nganro, 50 tahun, dipilih karena keberpihakannya pada kubu yang tidak berdaya. Dia pernah memenangkan tuntutan warga Kelurahan Karang Anyar yang tergusur dari tempat tinggal mereka. Andi Samsan juga dikenal melalui terobosan hukumnya yang mengakui hak gugat organisasi (legal standing) AJI. Tahun lalu AJI menggugat Pemerintah Daerah DKI atas kasus tekanan yang dilakukan petugas ketertiban DKI terhadap Edy Haryadi, wartawan anggota AJI.

Meninggal
Profesor Mursal Esten

Satu lagi orang baik meninggalkan kita. Profesor Mursal Esten, 62 tahun, kritikus sastra dari Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padang, Sumatera Barat, meninggal dunia pada pagi 18 Agustus 2003. Ayah tiga orang putra ini sudah lama sakit-sakitan dan kali ini hidupnya berujung di Rumah Sakit M. Jamil, Padang. Jenazah Mursal dikebumikan di kampung halamannya, Kampung Solok.

Semasa hidupnya, Mursal dikenal sebagai kritikus yang berdedikasi dan tidak pernah membuat jarak dengan siapa pun. Sebagai pemimpin Taman Budaya Padang, Mursal membimbing para seniman muda untuk berkembang.

Konsep pemikiran Mursal yang disebut "Sastra Jalur Kedua" telah memberi ruang kepada karya sastra yang bukan dari pusat.

Dia bercita-cita hendak menjadikan STSI sebagai pusat kegiatan budaya Melayu.


"Bayangkan, 6.000 orang. Mereka akan mengkristal. Tiap hari unjuk rasa, repot kita."
— Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea, ketika berkomentar dan menyatakan keberatannya terhadap keputusan merasionalisasi karyawan PT Dirgantara, Kamis pekan lalu.

"Terdakwa ini kan tidak ada hubungan dengan pemberitaan, tapi memukul korban sampai tiga kali."
— Ketua Majelis Hakim E.T. Pasaribu dalam persidangan di Pengadilan Negeri Manado, Kamis pekan lalu, yang menjatuhkan hukuman delapan bulan penjara untuk Edison Samadi, polisi pamong praja yang terbukti menganiaya wartawan.


TEMPO DOELOE

25 Agustus 1985:
Samantha Smith tewas dalam kecelakaan pesawat di Maine, Amerika Serikat. Pada 1982, gadis 11 tahun ini menulis surat kepada pemimpin Uni Soviet, Yuri Andropov, dan bertanya, "Mengapa Anda ingin menaklukkan seluruh dunia, atau paling tidak negara kami?" Di luar dugaannya, Andropov membalas langsung kepadanya dan menawarkan perjalanan gratis ke Uni Soviet. Samantha berkeliling ke negeri itu selama dua pekan dan menjadi simbol harapan perdamaian bagi kedua negara.

26 Agustus 1883:
Letusan gunung terbesar dalam sejarah terjadi di Indonesia. Letusan Gunung Krakatau itu terdengar hingga jarak 3.000 kilometer lebih. Gelombang pasang air laut yang terjadi menewaskan 36 ribu orang di pulau-pulau di sekitar gunung itu.

27 Agustus 1910:
Bunda Teresa lahir di Skopje, Yugoslavia. Ia mendirikan Missionaries of Charity di Kalkuta, India, dan menghabiskan masa hidupnya untuk membantu orang-orang miskin dan sakit di negeri itu.

28 Agustus 1963:
Pawai besar-besaran di Washington, DC tak terelakkan ketika lebih dari 250 ribu orang menghadiri rapat akbar yang menghadirkan Dr. Martin Luther King, Jr. Di forum inilah King membacakan pidato I Have a Dream yang terkenal itu.

29 Agustus 1991:
Menyusul kudeta gagal pada 19-21 Agustus, Partai Komunis Soviet dibekukan. Tindakan ini mengakhiri institusi yang memerintah Uni Soviet selama hampir 75 tahun.

30 Agustus 1797:
Penulis novel Frankenstein, Mary Shelley, lahir di London, Inggris.

31 Agustus 1980:
Solidaritas, serikat pekerja Polandia, dibentuk di Gdansk, Polandia. Dipimpin oleh Lech Walesa, Solidaritas menentang kekuasaan komunis. Karena itu, serikat tersebut lalu dilarang pada 1981. Delapan tahun kemudian, Solidaritas dibolehkan hidup kembali dan pemerintah menyetujui pemilu untuk memilih anggota parlemen. Calon-calon Solidaritas menang telak dan merebut kekuasaan di Polandia.

31 Agustus 1997:
Putri Diana dari Inggris meninggal pada usia 36 tahun karena luka parah yang dideritanya akibat kecelakaan lalu-lintas tak jauh dari Menara Eiffel, Paris.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus